Rabu, 03 Oktober 2012

BAB VII
SISTEM PEMINDAH TENAGA
( POWER TRANSMISSION )
A. PRINSIP PEMINDAHAN TENAGA
Sepeda motor dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada
berbagai kondisi jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai
penggerak utama pada sepeda motor tidak bisa melakukan dengan baik
apa yang menjadi kebutuhan atau tuntutan kondisi jalan tersebut.
Misalnya, pada saat jalanan mendaki, sepeda motor membutuhkan
momen puntir (torsi) yang besar namun kecepatan atau laju sepeda
motor yang dibutuhkan rendah. Pada saat ini walaupun putaran mesin
tinggi karena katup trotel atau katup gas dibuka penuh namun putaran
mesin tersebut harus dirubah menjadi kecepatan atau laju sepeda motor
yang rendah. Sedangkan pada saat sepeda motor berjalan pada jalan
yang rata, kecepatan diperlukan tapi tidak diperlukan torsi yang besar.
Berdasarkan penjelasan di atas, sepeda motor harus dilengkapi
dengan suatu sistem yang mampu menjembatani antara output mesin
(daya dan torsi mesin) dengan tuntutan kondisi jalan. Sistem ini
dinamakan dengan sistem pemindahan tenaga.
Prinsip kerja mesin dan pemindahan tenaga pada sepeda motor
adalah sebagai berikut:
Gambar 7.1 Rangkaian pemindahan tenaga
dari mesin sampai roda
320
Ketika poros engkol (crankshaft) diputar oleh pedal kick starter
atau dengan motor starter, piston bergerak naik turun (TMA dan TMB).
Pada saat piston bergerak ke bawah, terjadi kevakuman di dalam silinder
atau crankcase. Kevakuman tersebut selanjutnya menarik (menghisap)
campuran bahan bakar dan udara melalui karburator (bagi sistem bahan
bakar konvensional). Sedangkan bagi sistem bahan bakar tipe injeksi
(tanpa karburator), proses pencampuran terjadi dalam saluran masuk
sebelum katup masuk setelah terjadi penyemprotan bahan bakar oleh
injektor.
Ketika piston bergerak ke atas (TMA) campuran bahan bakar dan
udara di dalam silinder dikompresi. Kemudian campuran dinyalakan oleh
busi dan terbakar dengan cepat (peledakan). Gas hasil pembakaran
tersebut melakukan expansi (pengembangan) dan mendorong piston ke
bawah (TMB). Tenaga ini diteruskan melalui connecting rod (batang
piston), lalu memutar crankshaft. menekan piston naik untuk mendorong
gas hasil pembakaran. Selanjutnya piston melakukan langkah yang
sama. Gerak piston naik turun yang berulang-ulang diubah menjadi gerak
putar yang halus. Tenaga putar dari crankshaft ini akan dipindahkan ke
roda belakang melalui roda gigi reduksi, kopling, gear box (transmisi),
sprocket penggerak, rantai dan roda sprocket. Gigi reduksi berfungsi
untuk mengurangi putaran mesin agar terjadi penambahan tenaga.
B. KOMPONEN SISTEM PEMINDAH TENAGA
1. Kopling (Clutch)
Kopling berfungsi meneruskan dan memutuskan putaran dari
poros engkol ke transmisi (perseneling) ketika mulai atau pada saat
mesin akan berhenti atau memindahkan gigi. Umumnya kopling yang
digunakan pada sepeda motor adalah adalah kopling tipe basah dengan
plat ganda, artinya kopling dan komponen kopling lainnya terendam
dalam minyak pelumas dan terdiri atas beberapa plat kopling.
Tipe kopling yang digunakan pada sepeda motor menurut cara
kerjanya ada dua jenis yaitu kopling mekanis dan kopling otomatis. Cara
melayani kedua jenis kopling ini sewaktu membebaskan (memutuskan)
putaran poros engkol sangat berbeda.
a. Kopling Mekanis (Manual Clutch)
Kopling mekanis adalah kopling yang cara kerjanya diatur oleh
handel kopling, dimana pembebasan dilakukan dengan cara
menarik handel kopling pada batang kemudi. Kedudukan kopling
ada yang terdapat pada crankshaft (poros engkol/kruk as)
(misalnya: Honda S90Z, Vespa, Bajaj dan lain-lain) dan ada yang
321
berkedudukan pada as primer (input/main shaft) (misalnya: Honda
CB 100 dan CB 125, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki).
Sistem kopling mekanis terdiri atas bagian-bagian berikut yaitu a)
mekanisme handel terdiri atas: handel, tali kopling (kabel kopling),
tuas (batang) dan pen pendorong. b) mekanisme kopling terdiri
atas (gambar 7.2): gigi primer kopling (driven gear), rumah (clutch
housing), plat gesek (friction plate) plat kopling (plain plate), per
(coil spring), pengikat (baut), kopling tengah (centre clutch), plat
tutup atau plat penekan (pressure plate), klep penjamin dan
batang penekan/pembebas (release rod).
Rumah kopling (clutch housing) ditempatkan pada poros utama
(main shaft) yaitu poros yang menggerakkan semua roda gigi
transmisi. Tetapi rumah kopling ini bebas terhadap poros utama,
artinya bila rumah kopling berputar poros utama tidak ikut
berputar. Pada bagian luar rumah kopling terdapat roda gigi
(diven gear) yang berhubungan dengan roda gigi pada poros
engkol sehingga bila poros engkol berputar maka rumah kopling
juga ikut berputar.
Agar putaran rumah kopling dapat sampai pada poros utama
maka pada poros utama dipasang hub kopling (clutch sleeve
hub). Untuk menyatukan rumah kopling deng hub kopling
digunakan dua tipe pelat, yaitu pelat tekan (clutch driven
plate/plain plate) dan pelat gesek (clutch drive plate/friction plate).
Pelat gesek dapat bebas bergerak terhadap hub kopling, tetapi
tidak bebas terhadap rumah kopling. Sedangkan pelat tekan
dapat bebas bergerak terhadap rumah kopling, tetapi tidak bebas
pada hub kopling.
Gambar 7.2 Konstruksi kopling plat banyak dengan
penggerak tipe coil spring (pegas keong)
322
Cara kerja kopling mekanis adalah sebagai berikut:
Bila handel kopling pada batang kemudi bebas (tidak ditarik)
maka pelat tekan dan pelat gesek dijepit oleh piring penekan
(clutch pressure plate) dengan bantuan pegas kopling sehingga
tenaga putar dari poros engkol sampai pada roda belakang.
Sedangkan bila handel kopling pada batang kemudi ditarik maka
kawat kopling akan menarik alat pembebas kopling. Alat
pembebas kopling ini akan menekan batang tekan (pushrod) atau
release rod yang ditempatkan di dalam poros utama. Pushrod
akan mendorong piring penekan ke arah berlawanan dengan arah
gaya pegas kopling. Akibatnya pelat gesek dan pelat tekan akan
saling merenggang dan putaran rumah kopling tidak diteruskan
pada poros utama, atau hanya memutarkan rumah kopling dan
pelat geseknya saja.
Ilustrasi aliran tenaga (putaran) dari mesin ke transmisi adalah
seperti terlihat pada gambar 7.3, 7.4 dan 7.5 berikut ini. Gambar
7.3 mengilustrasikan saat handel kopling ditekan sehingga kopling
saat ini tidak meneruskan putaran dari mesin ke transmisi. Pada
gambar 7.4 mengilustrasikan saat handel kopling mulai dilepas
sehingga saat ini plat–plat pada kopling mulai berhubungan
antara satu dengan yang lainnya sehingga putaran dari mesin
(chranshaft) mulai diteruskan ke transmisi. Sedangkan pada
gambar 7.5 mengilustrasikan saat handel kopling dilepas penuh
sehingga putaran dari mesin diteruskan dengan sempurna ke
transmisi karena antara plat kopling dan plat gesek pada kopling
sudah saling berhubungan.
Gambar 7.3 Putaran mesin tidak diteruskan
ke transmisi saat handel kopling ditekan
323
Gambar 7.4 Putaran mesin mulai diteruskan ke
Transmisi saat handel kopling mulai dilepas
Gambar 7.5 Putaran mesin diteruskan dengan sempurna
ke transmisi saat handel kopling dilepas
Pada tipe kopling mekanik terdapat dua cara untuk membebaskan
kopling (putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi), yaitu secara
manual dan hidrolik. Metode pembebasan kopling secara manual
adalah dengan menggunakan kabel kopling yang ditarik oleh
handel kopling.
324
Terdapat tiga tipe untuk pembebasan kopling secara manual,
yaitu:
1) Tipe dengan mendorong dari arah luar (outer push type)
Pada tipe ini, jika handel kopling ditarik, plat penekan
(pressure plate) akan ditekan ke dalam dari arah sebelah luar.
Dengan tertekannya plat penekan tersebut, plat kopling akan
merenggang dari plat penekan, sehingga kopling akan bebas
dan putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi.
Gambar 7.6 Pembebas kopling dengan outer push type
2) Tipe dengan mendorong ke arah dalam (inner push type)
Pada tipe ini, jika handel kopling ditarik, plat penekan
(pressure plate) akan ditekan ke luar dari arah sebelah dalam.
Dengan tertekannya plat penekan tersebut, plat kopling akan
merenggang dari plat penekan, sehingga kopling akan bebas
dan putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi.
Gambar 7.7 Pembebas kopling dengan inner push type
325
3) Tipe rack and pinion
Pada tipe ini, dimungkinkan kopling dapat dihubungkan dan
dilepas secara langsung. Konstruksinya sederhana namun
mempunyai daya tahan yang tinggi sehingga cocok untuk
sepeda motor bermesin putaran tinggi
Gambar 7.8 Pembebas kopling dengan
rack and pinion type
Sedangkan metode pembebasan kopling tipe mekanik dengan
menggunakan sistem hidrolik adalah dengan mengganti fungsi
kabel kopling oleh cairan hidrolik. Cara kerjanya hampir sama
dengan sistem rem yang menggunakan cairan/fluida hidrolik.
Jika handel kopling/tangkai kopling ditarik, batang pendorong
(pushrod) pada master cylinder mendorong cairan hidrolik
yang berada pada slang. Kemudian cairan hidrolik tersebut
menekan piston yang terdapat pada silinder pembebas
(release cylinder).
Gambar 7.9 Pembebas kopling dengan
sistem hidrolik
326
Akibatnya piston bergerak keluar dan mendorong pushrod
yang terdapat pada bagian dalam poros utama transmisi.
Pergerakan pushrod pada poros utama transmisi tersebut
akan menyebabkan plat penekan pada kopling tertekan
sehingga kopling akan terbebas dan putaran mesin tidak
diteruskan ke transmisi.
Metode pembebasan kopling tipe mekanik dengan
menggunakan sistem hidrolik mempunyai keuntungan, antara
lain; lembut dan ringan dalam membebaskan dan
menghubungkan pergerakan kopling, bebas penyetelan dan
perawatan terkecuali pemeriksaan berkala/rutin pada sistem
hidrolik seperti ketinggian cairan hidrolik, dan penggantian
cairan dan perapat (seal) hidrolik. Dengan pergerakan yang
ringan tersebut, maka tipe ini bisa menggunakan pegas
kopling (clutch spring) yang lebih kuat dibanding kopling tipe
mekanik yang menggunakan kabel kopling. Pegas kopling
yang lebih kuat akan menyebabkan daya tekan/cengkram plat
penekan menjadi lebih kuat juga saat kopling tersebut
terhubung, sehingga proses penyambungan putaran mesin ke
transmisi akan lebih baik.
b. Kopling Otomatis (Automatic Clutch)
Kopling otomatis adalah kopling yang cara kerjanya diatur oleh
tinggi atau rendahnya putaran mesin itu sendiri, dimana
pembebasan dilakukan secara otomatis, pada saat putaran
rendah. Kedudukan kopling berada pada poros engkol/kruk as
dan ada juga yang berkedudukan pada as primer
persnelling/poros utama transmisi (main/input shaft transmisi)
seperti halnya kopling mekanis.
Mekanisme atau peralatan kopling otomatis tidak berbeda dengan
peralatan yang terdapat pada kopling mekanis, hanya tidak ada
perlengkapan handel sebagai gantinya terdapat alat khusus yang
bekerja secar otomatis pula seperti: a) otomatis kopling; terdapat
pada kopling tengah (untuk kopling yang berkedudukan pada
crankshaft), b) Bola baja keseimbangan gaya berat (roller weight);
berguna untuk menekan palat dasar waktu digas, c) per kopling
yang lemah; berguna untuk menetralkan (menolkan) kopling
waktu mesin hidup langsam/idle, dan 4) pegas pengembali (return
spring); berguna untuk mengembalikan cepat dari posisi masuk
kenetral bila mesin hidup dari putaran tinggi menjadi rendah.
Kopling otomatis terdiri atas dua unit kopling yaitu kopling
pertama dan kopling kedua. Kopling pertama ditempatkan pada
poros engkol. Komponennya terdiri atas pasangan sepatu
(kanvas) kopling, pemberat sentrifugal, pegas pengembali dan
rumah kopling.
327
Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
Pada putaran stasioner/langsam (putaran rendah), putaran poros
engkol tidak diteruskan ke gigi pertama penggerak (primary drive
gear) maupun ke gigi pertama yang digerakkan (primary driven
gear). Ini tejadi karena rumah kopling bebas (tidak berputar)
terhadap kanvas, pemberat, dan pegas pengembali yang
terpasang pada poros engkol.
Gambar 7.10 Konstruksi kopling otomatis tipe centripugal,
(A) centripugal tipe kanvas/sepatu, (B) centripugal tipe plat
Pada saat putaran mesin rendah (stasioner), gaya sentrifugal dan
kanvas kopling, pemberat menjadi kecil sehingga sepatu kopling
terlepas dari rumah kopling dan tertarik ke arah poros engkol,
akibatnya rumah kopling yang berkaitan dengan gigi pertama
penggerak menjadi bebas terhadap poros engkol.
Saat putaran mesin bertambah, gaya sentrifugal semakin besar
sehingga mendorong kanvas kopling mencapai rumah kopling di
mana gayanya lebih besar dari gaya tarik pengembali. Rumah
kopling ikut berputar dan meneruskan ke tenaga gigi pertama
yang digerakkan.
Sedangkan kopling kedua ditempatkan bersama primary driven
gear pada poros center (countershaft) dan berhubungan langsung
dengan mekanisme pemindah gigi transmisi/persnelling. Pada
saat gigi persnelling dipindahkan oleh pedal pemindah gigi,
kopling kedua dibebaskan oleh pergerakan poros pemindah gigi
(gear shifting shaft).
328
c. Tipe-tipe kopling
Selain dibedakan menurut cara kerjanya, tipe kopling juga bisa
dibedakan sebagai berikut:
1) Berdasarkan Konstruksi Kopling:
a) Kopling tipe piringan
Kopling tipe piringan (disc) terdiri dari berbagai plat gesek
(friction plate) sebagai plat penggerak untuk
menggerakkan kopling. Plat gesek dan plat yang
digerakkan (plain plate) pada tipe kopling manual
digerakkan oleh per/pegas, baik jenis pegas keong (coil
spring) seperti terlihat pada gambar 7.2 maupun pegas
diapragma (diapraghm spring).
Gambar 7.11 Kopling piringan dengan penggerak
tipe diaphragm spring
1. Strengthening ring (cincin penguat)
2. Diaphragm spring (pegas diapragma)
3. Pressure plate (plat penekan)
4. Plain plates (plat yang digerakkan)
5. Friction plates (plat gesek/penggerak)
6. Wire retaining ring (cincin kawat penahan)
7. Inner plain plate (plain plate bagian dalam)
8. Inner friction plate (friction plate bagian dalam)
9. Anti-judder spring (pegas)
10. Anti-judder spring seat (dudukan pegas)
329
Selain kopling piringan yang digerakkan secara manual d
atas, kopling piringan juga bisa digerakkan secara
otomatis berdasarkan gerakan sentripugal. Konstruksi
kopling piringan dengan gerakan sentripugal seperti
terlihat pada gambar 7.10 bagian B pada bab sebelumnya.
b) Kopling sepatu sentrifugal
Kopling sepatu sentripugal (the shoe-type centrifugal
clucth) terdiri dari susunan sepatu atau kanvas kopling
yang akan bergerak ke arah luar karena gerakan
sentripugal saat kopling berputar. Kopling tipe ini akan
meneruskan putaran dari mesin ke transmisi setelah
gerakan sepatunya ke arah luar berhubungan dengan
rumah kopling (drum) sampai rumah kopling tersebut ikut
berputar. Kontsruksi kopling sepatu dengan gerakan
sentripugal seperti terlihat pada gambar 7.10 bagian A
pada pembahasan sebelumnya.
c) Kopling " V “ Belt
Kopling "V“ belt merupakan kopling yang terdiri dari sabuk
(belt) yang berbentuk "V“ dan puli (pulley). Kopling akan
bekerja meneruskan putaran karena adanya gerakan
tenaga sentripugal yang menjepit sabuk ”V“ tersebut.
Gambar 7.12 Kopling tipe "V“ belt
2) Berdasarkan Kondisi Kerja kopling
a) Wet clutch (kopling basah)
Kopling basah merupakan salah satu tipe yang ditinjau
berdasarkan kondisi kerja kopling, yaitu merendam bagian
dalam kopling yang terdapat dalam crank case (bak poros
engkol) dengan minyak pelumas/oli. Pelumas berfungsi
330
sebagai pendingin untuk mencegah kopling terbakar.
Fungsi lainnya adalah untuk melumasi bushing (bos) dan
bearing (bantalan) yang terdapat pada rumah kopling dan
melumasi kanvas dan gigi yang terdapat pada plat kopling.
Bahan-bahan yang bergesekan pada kopling basah
dirancang khusus agar dapat bekerja dalam rendaman oli
dan bisa membuat kerja kopling sangat lembut. Oleh
karena itu, kopling basah banyak digunakan pada sepeda
motor.
b) Dry clutch (kopling kering)
Kopling kering digunakan untuk mengatasi kelemahan
kopling basah. Gesekan yang dihasilkan pada kopling
basah tidak sebanyak kopling kering, sehingga
memerlukan jumlah plat kopling yang lebih banyak.
Disebut kopling kering karena penempatan kopling berada
di luar ruang oli dan selalu terbuka dengan udara luar
untuk menyalurkan panas yang dihasilkan saat kopling
bekerja.
Namun demikian, penggunaan kopling kering umumnya
terbatas untuk sepeda motor balap saja. Alasan utamanya
adalah pada sepeda motor balap dibutuhkan respon
kopling yang baik dan cepat walau kerja kopling yang
dihasilkan tidak selembut kopling basah. Selain itu,
dengan kopling kering, tentunya akan mengurangi berat
sepeda motor.
3) Berdasarkan tipe plat kopling (plate clutch )
a) Single or double plate type (plat kopling tunggal atau
ganda)
Plat kopling tunggal atau ganda digunakan pada sepeda
motor yang poros engkol-nya (crankshaft) sejajar dengan
rangka (rumah transmisi/persnelling) dan kopling tersebut
dibautkan pada ujung rangka tersebut. Kopling mempunyai
rumah tersendiri yang berada diantara mesin dan
transmisi. Diameter kopling dibuat besar agar
menghasilkan luas permuakaan gesek yang besar karena
hanya terdiri dari satu atau dua buah plat kopling.
331
Gambar 7.13 Konstruksi plat kopling ganda
b) Multi-plate type (tipe plat kopling banyak)
Kopling plat banyak adalah suatu kopling yang terdiri dari
plat gesek (friction plate) dan plat yang digerakkan (plain
plate) lebih dari satu pasang. Biasanya plat gesek
berjumlah 7, 8 atau 9 buah. Sedangkan plain plate selalu
kurang satu dari jumlah plat gesek karena penempatan
plain plate selalu diapit diantara plat gesek.
Pada umumnya sepeda motor yang mempunyai mesin
dengan posisi poros engkol melintang menggunakan
kopling tipe plat banyak. Alasannya adalah kopling dapat
dibuat dengan diameter yang kecil. Kopling plat banyak
juga sedikit lebih ringan dibanding kopling plat tunggal,
namun masih bisa memberikan kekuatan dan luas
permukaan gesek yang lebih besar. Kopling plat banyak
yang digunakan pada sepeda motor modern pada
umumnya kopling plat banyak tipe basah (wet multi-plate
type). Konstruksi kopling plat banyak seperti terlihat pada
1a. Flywheel (roda gaya)
1. Clutch housing (rumah kopling)
2. Spring (pegas)
3. Pressure plate (plat penekan)
4. Pressure plate lifter (pengangkat plat penekan
5. Friction plates (plat gesek/penggerak)
6. Plain plates (plat yang digerakkan)
7. Gearbox input shaft (poros masuk transmisi)
8. Pushrod (batang pendorong)
9. Mekanisme pembebas kopling
10. Kabel kopling
332
gambar 7.2 dan gambar 7.11 pada pembahasan
sebelumnya. Sedangkan contoh uraian komponen kopling
plat banyak seperti terlihat pada gambar 7.14 di bawah ini.
Gambar 7.14 Komponen tipe plat kopling banyak
1. Diaphragm spring retainer (penahan pegas diapragma)
2. Diaphragm spring
3. Diaphragm spring seat (dudukanpegas diapragma)
4. Pressure plat (plat penekan)
5. Pullrod and bearing (batang pendorong dan bantalan)
6. Friction plates (plat gesek)
7. Plain plates (plat yang digerakkan
8. Nut and lockwasher (mur & cincin pengunci kopling)
9. Wire retaining ring (cincin kawat penahan)
10. Inner plain plate (plain plate bagian dalam)
11. Inner friction plate (plat gesek bagian dalam)
12. Anti-judder spring (pegas)
13. Anti-judder spring seat (dudukan pegas)
14. Clucth centre (kopling tengah)
15. Thrust washer (cincin pendorong)
16. Clucth housing (rumah kopling)
17. Needle bearing (bantalan)
18. Starter clutch gear (gigi kopling starter)
19. Needle bearing (bantalan)
20. Starter clutch sprag (ganjal kopling starter)
21. Gearbox input shaft (poros masuk transmisi)
333
4) Berdasarkan posisi kopling
a) Hubungan langsung
Maksud dari hubungan langsung adalah pemasangan
kopling langsung pada ujung poros engkol (crankshaft)
sehingga putaran kopling akan sama dengan putaran
mesin. Sepeda motor yang posisi kopling-nya
menggunakan tipe hubungan langsung harus dirancang
sedemikian rupa agar daya tahan dan kerja kopling bisa
tetap presisi dan baik.
Gambar 7.15. Posisi kopling tipe hubungan langsung
b) Tipe reduksi
Maksud dari tipe reduksi adalah pemasangan kopling
berada pada ujung poros utama atau poros masuk
transmisi (input shaft). Jumlah gigi kopling yang dipasang
pada ujung poros utama transmisi lebih banyak dibanding
jumlah gigi penggerak pada ujung poros engkol. Dengan
demikian putaran kopling akan lebih lambat dibanding
putaran mesin. Hal ini bisa membuat kopling lebih tahan
lama. Konstruksi posisi kopling tipe reduksi seperti terlihat
pada gambar 7.1 pada pembahasan awal bab ini.
334
2. Transmisi (Gear box)
Prinsip dasar transmisi adalah bagaimana bisa digunakan untuk
merubah kecepatan putaran suatu poros menjadi kecepatan yang
diinginkan untuk tujuan tertentu. Gigi transmisi berfungsi untuk mengatur
tingkat kecepatan dan momen (tenaga putaran) mesin sesuai dengan
kondisi yang dialami sepeda motor. Transmisi pada sepeda motor terbagi
menjadi; a) transmisi manual, dan b) transmisi otomatis.
Komponen utama dari gigi transmisi pada sepeda motor terdiri dari
susunan gigi-gigi yang berpasangan yang berbentuk dan menghasilkan
perbandingan gigi-gigi tersebut terpasang. Salah satu pasangan gigi
tersebut berada pada poros utama (main shaft/input shaft) dan pasangan
gigi lainnya berada pada poros luar (output shaft/ counter shaft). Jumlah
gigi kecepatan yang terpasang pada transmisi tergantung kepada model
dan kegunaan sepeda motor yang bersangkutan. Kalau kita memasukkan
gigi atau mengunci gigi, kita harus menginjak pedal pemindahnya.
Tipe transmisi yang umum digunakan pada sepeda motor adalah
tipe constant mesh, yaitu untuk dapat bekerjanya transmisi harus
menghubungkan gigi-giginya yang berpasangan. Untuk menghubungkan
gigi-gigi tersebut digunakan garu pemilih gigi/garpu persnelling
(gearchange lever).
a. Transmisi Manual
Cara kerja transmisi manual adalah sebagai berikut:
Gambar 7.16. Contoh konstruksi kopling manual
335
Pada saat pedal/tuas pemindah gigi ditekan (nomor 5 gambar
7.16), poros pemindah (21) gigi berputar. Bersamaan dengan itu
lengan pemutar shift drum (6) akan mengait dan mendorong shift
drum (10) hingga dapat berputar. Pada shift drum dipasang garpu
pemilih gigi (11,12 dan 13) yang diberi pin (pasak). Pasak ini akan
mengunci garpu pemilih pada bagian ulir cacing. Agar shift drum
dapat berhenti berputar pada titik yang dikendaki, maka pada
bagian lainnya (dekat dengan pemutar shift drum), dipasang
sebuah roda yang dilengkapi dengan pegas (16) dan bintang
penghenti putaran shift drum (6). Penghentian putaran shift drum
ini berbeda untuk setiap jenis sepeda motor, tetapi prinsipnya
sama.
Garpu pemilih gigi dihubungkan dengan gigi geser (sliding gear).
Gigi geser ini akan bergerak ke kanan atau ke kiri mengikuti gerak
garpu pemilih gigi. Setiap pergerakannya berarti mengunci gigi
kecepatan yang dikehendaki dengan bagian poros tempat gigi itu
berada.
Gigi geser, baik yang berada pada poros utama (main shaft)
maupun yang berada pada poros pembalik (counter shaft/output
shaft), tidak dapat berputar bebas pada porosnya (lihat no 4 dan 5
gambar 7.16). Lain halnya dengan gigi kecepatan (1, 2, 3, 4, dan
seterusnya), gigi-gigi ini dapat bebas berputar pada masingmasing
porosnya. Jadi yang dimaksud gigi masuk adalah
mengunci gigi kecepatan dengan poros tempat gigi itu berada, dan
sebagai alat penguncinya adalah gigi geser.
b. Transmisi Otomatis
Transmisi otomatis umumnya digunakan pada sepeda motor jenis
scooter (skuter). Transmisi yang digunakan yaitu transmisi
otomatis "V“ belt atau yang dikenal dengan CVT (Constantly
Variable Transmission). CVT merupakan transmisi otomatis yang
menggunakan sabuk untuk memperoleh perbandingan gigi yang
bervariasi.
336
Gambar 7.17 Konstruksi transmisi otomatis tipe CVT
Seperti terlihat pada gambar di atas transmisi CVT terdiri dari; dua
buah puli yang dihubungkan oleh sabuk (belt), sebuah kopling
sentripugal (6) untuk menghubungkan ke penggerak roda
belakang ketika throttle gas di buka (diputar), dan gigi transmisi
satu kecepatan untuk mereduksi (mengurangi) putaran. Puli
penggerak/drive pulley centripugal unit (1) diikatkan ke ujung
poros engkol (crankshaft); bertindak sebagai pengatur kecepatan
berdasarkan gaya sentripugal. Puli yang digerakkan/driven pulley
(5) berputar pada bantalan poros utama (input shaft) transmisi.
Bagian tengah kopling sentripugal/centripugal clutch (6)
diikatkan/dipasangkan ke puli (5) dan ikut berputar bersama puli
tersebut. Drum kopling/clucth drum (7) berada pada alur poros
utama (input shaft) dan akan memutarkan poros tersebut jika
mendapat gaya dari kopling.
337
Kedua puli masing-masing terpisah menjadi dua bagian, dengan
setengah bagiannya dibuat tetap dan setengah bagian lainnya
bisa bergeser mendekat atau menjauhi sesuai arah poros. Pada
saat mesin tidak berputar, celah puli penggerak (1) berada pada
posisi maksimum dan celah puli yang digerakkan (5) berada pada
posisi minimum.
Pada gambar 7.18 di bawah ini dapat dilihat bahwa pergerakkan
puli (2) dikontrol oleh pergerakkan roller (nomor 7 dalam gambar
7.18). Fungsi roller hampir sama dengan plat penekan pada
kopling sentripugal. Ketika putaran mesin naik, roller akan
terlempar ke arah luar dan mendorong bagian puli yang bisa
bergeser mendekati puli yang diam, sehingga celah pulinya akan
menyempit.
Gambar 7.18. Posisi dan cara kerja puli
1. Ujung poros engkol
2. Puli penggerak
3. Bagian puli penggerak yang bisa bergeser
4. Sabuk (belt)
5. Puli yang digerakan
6. Poros roda belakang
7. Roller
338
Ketika celah puli mendekat, maka akan mendorong sabuk ke arah
luar. Hal ini akan membuat puli (2) tersebut berputar dengan
diameter yang lebih besar. Setelah sabuk tidak dapat diregangkan
kembali, maka sabuk akan meneruskan putaran dari puli (2) ke
puli yang digerakkan (5).
Jika gaya dari puli (2) mendorong sabuk ke arah luar lebih besar
dibandingkan dengan tekanan pegas yang menahan puli yang
digerakkan (5), maka puli (5) akan tertekan melawan pegas,
sehingga sabuk akan berputar dengan diameter yang lebih kecil.
Kecepatan sepeda motor saat ini sama seperti pada gigi tinggi
untuk transmisi manual (lihat ilustrasi bagian C gambar 7.18). Jika
kecepatan mesin menurun, roller puli penggerak (7) akan
bergeser ke bawah lagi dan menyebabkan bagian puli penggerak
yang bisa bergeser merenggang. Secara bersamaan tekanan
pegas di pada puli (5) akan mendorong bagian puli yang bisa
digeser dari puli tersebut, sehingga sabuk berputar dengan
diameter yang lebih besar pada bagain belakang dan diameter
yang lebih kecil pada bagain depan. Kecepatan sepeda motor
saat ini sama seperti pada gigi rendah untuk transmisi manual
(lihat ilustrasi bagian A gambar 7.18).
3. Final Drive (Penggerak Akhir)
Final drive adalah bagian terakhir dari sistem pemindah tenaga
yang memindahkan tenaga mesin ke roda belakang. Final drive juga
berfungsi sebagai gigi pereduksi untuk mengurangi putaran dan
menaikkan momen (tenaga ). Biasanya perbandingan gigi reduksinya
berkisar antara 2,5 sampai 3 berbanding 1 (2,5 atau 3 putaran dari
transmisi akan menjadi 1 putaran pada roda).
Gambar 7.19 Final drive jenis rantai dan sproket
339
Final drive pada sepeda motor sebagai bagian terpisah dari
transmisi/persnelling, terkecuali scooter dengan transmisi CVT. Final
drive dapat dilakukan dengan menggunakan rantai dan gigi sproket,
sabuk dan puli, atau sistem poros penggerak. Jenis rantai dan sproket
adalah jenis yang paling umum digunakan pada sepeda motor.
Final drive jenis poros penggerak (drive shaft) biasanya
digunakan untuk sepeda motor model touring. Jenis ini cukup kuat, lebih
terjaga kebersihannya dan perawatan rutinnya hanya saat penggantian
oli. Namun demikian final drive jenis ini cukup berat dan biaya
pembuatannya mahal. (lihat pada gambar 7.8). Sedangkan final drive
jenis sabuk dan puli hanya dipakai pada beberapa sepeda motor saja,
khususnya generasi awal sepeda motor, dimana power atau tenaga yang
dihasilkan masih banyak yang rendah, sehingga penggunaan jenis sabuk
dan puli masih efektif.
Gambar 7.20 Final drive jenis shaft drive
340
Gambar 7.21 Final drive jenis sabuk
dan puli (belt and pulley)
C. PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN SISTEM PEMINDAH
TENAGA
1. Jadwal Perawatan Berkala Sistem Pemindah Tenaga
Jadwal perawatan berkala sistem pemindah tenaga sepeda motor
yang dibahas berikut ini adalah berdasarkan kondisi umum, artinya
sepeda motor dioperasikan dalam keadaan biasa (normal). Pemeriksaan
dan perawatan berkala sebaiknya rentang operasinya diperpendek
sampai 50% jika sepeda motor dioperasikan pada kondisi jalan yang
berdebu dan pemakaian berat (diforsir).
Tabel di bawah ini menunjukkan jadwal perawatan berkala sistem
pemindah tenaga yang sebaiknya dilaksanakan demi kelancaran dan
pemakaian yang hemat atas sepeda motor yang bersangkutan.
Pelaksanaan servis dapat dilaksanakan dengan melihat jarak tempuh
atau waktu, tinggal dipilih mana yang lebih dahulu dicapai.
341
Tabel 1. Jadwal Perawatan Berkala (Teratur)
Sistem Pemindah Tenaga
No Bagian Yang
Diservis Tindakan setiap dicapai jarak tempuh
1 Oli Transmisi (khusus
mesin 2 tak)
Ganti setelah menempuh 1.000 km dan
selanjutnya setelah 5.000 km
2 Kopling Periksa setelah menempuh 1.000 km dan
selanjutnya setelah 5.000 km
3 Rantai penggerak Periksa, bersihkan, dan lumasi setiap
1.000 km
3. Sumber-Sumber kerusakan Sistem Pemindah Tenaga
Tabel di bawah ini menguraikan permasalahan atau kerusakan
sistem Pemindah Tenaga yang umum terjadi pada sepeda motor, untuk
diketahui kemungkinan penyebabnya dan menentukan jalan keluarnya
atau penanganannya (solusinya).
Tabel 2. Sumber-Sumber kerusakan Sistem Pemindah Tenaga
Permasalahan Kemungkinan Penyebab Solusi
(Jalan Keluar)
1. Kanvas kopling aus 1. Ganti
2. Penyetelan kopling yang
salah
1. Setel
2. Ganti
Kopling selip
3. Plat kopling aus 3. Ganti
1. Gaya/gerak kopling tidak
sama
Kopling macet 1. Ganti
Pemindahan
gigi keras 2. Oli transmisi terlalu kental 2. Ganti dengan oli
yang benar
1. Kopling pertama rusak 1. Ganti kanvas
kopling
2. Penyetelan yang salah pada
kopling pemindah gigi (kedua)
2. Setel
3. Gigi transmisi macet 3. Ganti
Mesin hidup
tetapi kendaraan
tidak dapat jalan
4. Counter shaft dan drive shaft
rusak
4. Ganti
Saat kerja
pemindah gigi
terlalu cepat
1. Gaya berat kanvas kopling
yang tidak sama
1. Ganti kanvas
kopling
Saat kerja
pemindah gigi
terlalu lambat
1. Kanvas kopling aus 1. Ganti kanvas
kopling
342
5. Pemeriksaan Kopling Otomatis
a. Sepeda motor ini dilengkapi dengan kopling otomatis yang
fungsinya diatur oleh putaran mesin dan mekanis sentrifugal yang
terletak di kopling. Untuk menjamin kemampuan daya tekan
kopling secara keseluruhan, maka sengatlah perlu kopling dapat
bekerja dengan lancar dan halus
b. Pemeriksaan hubungan pertama
1) Panaskan mesin hingga mencapai panas yang normal
2) Hubungkan digital engine tachometer.
3) Duduklah di atas sepeda motor, naikan putaran mesin secara
perlahan dan lihatlah digital engine tachometer pada putaran
berapa sepeda motor mulai bergerak maju.
c. Pemeriksaan saat kopling berfungsi untuk menentukan kopling
dapat bekerja penuh dan tidak terjadi selip.
1) Injak peda rem belakang sekuat mungkin
2) Buka gas dengan singkat sampai habis dan perhatikan
putaran
d. Jangan membuka gas sampai habis lebih dari 3 detik, karena
dapat menyebabkan kopling atau mesin cepat rusak
SOAL-SOAL LATIHAN BAB VII
1. Jelaskan sedikitnya tiga keuntungan transmisi roda gigi
dibandingkan dengan dengan transmisi hidrolik/otomotic
2. Jelaskan sedikitnya tiga keunungan transmisi hidrolik
dibandingkan dengna transmisi roda gigi
3. Mengapa pada jalan menanjak diperlukan transmisi putaran
rendah (seperti pemakaian gigi 1 dan dan gigi 2)
4. Jelaskan 3 macam kerusakan pada transmisi roda gigi dan
bagaimana cara mengatasinya
343
BAB VIII
SISTEM REM DAN RODA
(BRAKE SYSTEM AND WHEEL)
A. PENDAHULUAN
Sistem rem dalam suatu kendaraan sepeda motor termasuk
sistem yang sangat penting karena berkaitan dengan faktor keselamatan
berkendara. Sistem rem berfungsi untuk memperlambat dan atau
menghentikan sepeda motor dengan cara mengubah tenaga
kinetik/gerak dari kendaraan tersebut menjadi tenaga panas. Perubahan
tenaga tersebut diperoleh dari gesekan antara komponen bergerak yang
dipasangkan pada roda sepeda motor dengan suatu bahan yang
dirancang khusus tahan terhadap gesekan.
Gesekan (friction) merupakan faktor utama dalam pengereman.
Oleh karena itu komponen yang dibuat untuk sistem rem harus
mempunyai sifat bahan yang tidak hanya menghasilkan jumlah gesekan
yang besar, tetapi juga harus tahan terhadap gesekan dan tidak
menghasilkan panas yang dapat menyebabkan bahan tersebut meleleh
atau berubah bentuk. Bahan-bahan yang tahan terhadap gesekan
tersebut biasanya merupakan gabungan dari beberapa bahan yang
disatukan dengan melakukan perlakuan tertentu. Sejumlah bahan
tersebut antara lain; tembaga, kuningan, timah, grafit, karbon, kevlar,
resin/damar, fiber dan bahan-bahan aditif/tambahan lainnya.
Terdapat dua tipe sistem rem yang digunakan pada sepeda motor,
yaitu: 1) Rem tromol (drum brake) dan 2) rem cakram/piringan (disc
brake). Cara pengoperasian sistem rem-nya juga terbagi dua, yaitu; 1)
secara mekanik dengan memakai kabel baja, dan 2) secara hidrolik
dengan menggunakan fluida/cairan. Cara pengoperasian sistem rem tipe
tromol umumnya secara mekanik, sedangkan tipe cakram secara hidrolik.
B. REM TROMOL (DRUM
BRAKE)
Rem tromol merupakan sistem rem yang telah menjadi metode
pengereman standar yang digunakan sepeda motor kapasitas kecil pada
beberapa tahun belakangan ini. Alasannya adalah karena rem tromol
344
sederhana dan murah. Konstruksi rem tromol umumnya terdiri dari
komponen-komponen seperti: sepatu rem (brake shoe), tromol (drum),
pegas pengembali (return springs), tuas penggerak (lever), dudukan rem
tromol (backplate), dan cam/nok penggerak. Cara pengoperasian rem
tromol pada umumnya secara mekanik yang terdiri dari; pedal rem (brake
pedal) dan batang (rod) penggerak.
Konstruksi dan cara kerja rem tromol seperti terlihat pada gambar
8.1 dan 8.2 di bawah ini:
Gambar 8.1 Konstruksi rem tromol
Pada saat kabel atau batang penghubung (tidak ditarik), sepatu
rem dan tromol tidak saling kontak (gambar 8.2). Tromol rem berputar
bebas mengikuti putaran roda.Tetapi saat kabel rem atau batang
penghubung ditarik, lengan rem atau tuas rem memutar cam/nok pada
sepatu rem sehingga sepatu rem menjadi mengembang dan kanvas rem
(pirodo)nya bergesekan dengan tromol. Akibatnya putaran tromol dapat
ditahan atau dihentikan, dan ini juga berarti menahan atau menghentikan
putaran roda.
Gambar 8.2 Rem tromol dan kelengkapannya Brake pedal
(pedal rem), (2) Operating rod (batang penghubung),
(3) Brake lever (tuas rem), (4) Brake shoe
(sepatu rem), dan (5) Drum (tromol)
345
Rem tromol terbuat dari besi tuang dan digabung dengan hub saat
rem digunakan sehingga panas gesekan akan timbul dan gaya gesek dari
brake lining dikurangi. Drum brake mempunyai sepatu rem (dengan
lining) yang berputar berlawanan dengan putaran drum (wheel hub) untuk
mengerem roda dengan gesekan. Pada sistem ini terjadi gesekangesekan
sepatu rem dengan tromol yang akan memberikan hasil energi
panas sehingga bisa menghentikan putaran tromol tersebut. Rem jenis
tromol disebut “internal expansion lining brake”. Permukaan luar dari hub
tersedia dengan sirip-sirip pendingin yang terbuat dari aluminium–alloy
(paduan aluminium) yang mempunyai daya penyalur panas yang sangat
baik. Bagian dalam tromol akan tetap terjaga bebas dari air dan debu
kerena tromol mempunyai alur untuk menahan air dan debu yang masuk
dengan cara mengalirkannya lewat alur dan keluar dari lubang aliran.
Berdasarkan cara pengoperasian sepatu rem, sistem rem tipe
tromol pada sepeda motor diklasifikaskan menjadi dua, yaitu:
1. Tipe Single Leading Shoe
Rem tromol tipe single leading shoe merupakan rem paling
sederhana yang hanya mempunyai sebuah cam/nok penggerak untuk
menggerakkan dua buah sepatu rem. Pada ujung sepatu rem lainnya
dipasang pivot pin (pasak) sebagai titik tumpuan sepatu rem.
Gambar 8.3 Rem tromol tipe single leading shoe
346
2. Tipe Two Leading Shoe
Rem tromol tipe two leading shoe dapat menghasilkan gaya
pengereman kira-kira satu setengah kali single leading shoe. Terutama
digunakan sebagai rem depan, tetapi baru-baru ini digantikan oleh disk
brake (rem cakram). Rem tipe ini mempunyai dua cam/nok dan
ditempatkan di masing-masing ujung dari leading shoe dan trailing shoe.
Cam tersebut bergerak secara bersamaan ketika rem digunakan melalui
batang penghubung yang bisa distel. Setiap sepatu rem mempunyai titik
tumpuan tersendiri pivot) untuk menggerakkan cam.
Gambar 8.4 Rem tromol tipe two leading shoe
C. REM CAKRAM (DISC BRAKE)
Rem cakram dioperasikan secara mekanis dengan memakai kabel
baja dan batang/tangkai secara hidrolist dengan memakai tekanan
cairan. Pada rem cakram, putaran roda dikurangi atau dihentikan dengan
cara penjepitan cakram (disc) oleh dua bilah sepatu rem (brake pads).
Rem cakram mempunyai sebuah plat disc (plat piringan) yang terbuat
dari stainless steel (baja) yang akan berputar bersamaan dengan roda.
Pada saat rem digunakan plat disc tercekam dengan gaya bantalan
piston yang bekerja sacara hidrolik.
347
Gambar 8.5 Jangka pelengkung sebagai alat pelengkap
untuk cabang meluncurkan cakram
dan cakram siap keatas
Menurut mekanisme penggerakannya, rem cakram dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu rem cakram mekanis dan rem cakram hidrolis.
Pada umumnya yang digunakan adalah rem cakram hidrolis.
Gambar 8.6 Cara kerja rem cakram hydraulic
348
Pada rem cakram tipe hidrolis sebagai pemindah gerak handel
menjadi gerak pad, maka digunakanlah minyak rem. Ketika handel rem
ditarik, piston di dalam silinder master akan terdorong dan menekan
minyak rem keluar silinder.
Melalui selang rem tekanan ini diteruskan oleh minyak rem untuk
mendorong piston yang berada di dalam silinder caliper. Akibatnya piston
pada caliper ini mendorong pad untuk mencengkram cakram, sehingga
terjadilah aksi pengereman.
Gambar 8.7 Pengambangan konstruksi cakram
Cara kerja rem cakram:
Saat tangkai rem atau pedal digerakkan, master silinder
mengubah gaya yang digunakan kedalam tekanan cairan. Master silinder
ini terdiri dari sebuah reservoir yang berisi cairan minyak rem dan sebuah
silinder yang mana tekanan cair diperoleh. Reservoir biasanya dibuat dari
plastik atau besi tuang atau aluminium alloy dan tergabung dengan
silinder. Ujung dari pada master silinder di pasang tutup karet untuk
memberikan seal yang baik dengan silindernya, dan pada ujung yang lain
juga diberikan tutup karet untuk mencegah kebocoran cairan.
Cara kerjanya:
Saat tangki rem ditekan, piston mengatasi kembalinya spring dan
begerak lebih jauh. Tutup piston pada ujung piston menutup port kembali
dan piston bergerak lebih jauh. Tekanan cairan dalam master silinder
meningkat dan cairan akan memaksa caliper lewat hose dari rem (brake
hose). Saat tangkai rem dilepaskan/dibebaskan, piston tertekan kembali
ke reservoir lewat port kembali (lubang kembali).
349
Gambar 8.8 Cara kerja rem cakram
Sebelum bekerja
- Tekanan minyak rem = 0
- Pad tidak menyentuh piringan
Mulai bekerja
- Tekanan minyak rem
bertambah
- Pad menyentuh piringan
dengan ringan
- Gesekan kecil
- Tenaga pengeremen - kecil
Pada saat bekerja
- Tekanan minyak rem besar
- Tekanan pad pada disk besar
- Gesekan – besar
- Gaya pengereman besar
Bebas pengereman
- Tekanan minyak rem = 0
- Pad kembali pada posisi
semula
- Gaya pengeremen = 0
350
Adapun keuntungan dari menggunakan rem cakram (Disk Brake)
adalah sebagai berikut:
1. Panas akan hilang dengan cepat dan memiliki sedikit
kecendrungan menghilang pada saat disk dibuka. Sehingga
pengaruh rem yang stabil dapat terjamin.
2. Tidak akan ada kekuatan tersendiri seperti rem sepatu yang
utama pada saat dua buah rem cakram digunakan, tidak akan ada
perbedaan tenaga pengereman pada kedua sisi kanan dan kiri
dari rem. Sehingga sepeda motor tidak mengalami kesulitan untuk
tertarik kesatu sisi.
3. Sama jika rem harus memindahkan panas, Clearence antara rem
dan bantalan akan sedikit berubah. Kerena itu tangkai rem dan
pedal dapat beroperasi dengan normal.
4. Jika rem basah, maka air tersebut akan akan dipercikkan keluar
dengan gaya Sentrifugal.
Dari beberapa keuntungan di atas rem cakram terutama
digunakan untuk rem depan. Karena pada saat rem digunakan sebagian
besar beban dibebankan kebagian depan maka perlu menempatkan rem
cakram pada rem depan. Baru-baru ini untuk meningkatkan tenaga
pengereman digunakan double disc brake sistem (rem cakram untuk rem
depan dan belakang).
Gambar 8.9 Kekhasan master silinder pada rem depan
1 Reservoir cover 7 Brake lever 12 piston assembly
2 Diaphragm plate 8 Lever pivot bolt 13 spring
3 Rubber diaphragm 9 Pivot bolt locknut 14 rubber boot
4 Protector 10 Dust boot 15 sealing washer
5 Clamp 11 Circlip 16 banyo bolt
6 Brake light switch
No.12
piston
assembly
(primary
cup,piston
and seal)
351
Gambar 8.10 Kekhasan komponen master
silinder rem belakang
Cairan Minyak Rem (Brake Fluid)
Cairan minyak rem harus memenuhi syarat tidak merusak karet,
dingin, dan mamiliki titik didih yang tinggi dan tidak bersifat korosi
terhadap part. Cairan minyak rem biasanya menyerap uap air dalam udara
sehingga titik didih lebih rendah akibatnya kekurangan uap air. Karena itu
cairan minyak rem harus diganti secara berkala
352
D. RODA DAN BAN (WHEEL AND TYRE)
1. Roda (wheel)
Pada sepeda motor roda berfungsi untuk menopang berat motor
dan pengendara, menyalurkan daya dorong, pengereman, daya stir pada
jalan.. Disaat yang sama roda juga menyerap tekanan/kejutan dari
permukaan jalan Pada sepeda motor roda berfungsi untuk menopang
berat motor dan pengendara pada area yang kecil dimana permukaan
ban menyentuh permukaan jalan, menyalurkan daya dorong,
pengereman, daya stir pada jalan. Untuk itu roda harus bersifat kuat,
kaku/rigit dan ringan. Ada tiga bagian roda pada sepeda motor, yaitu
bagian hub roda, bagian pelek roda (wheel rim), dan ban (tire). Pada hub
roda terpasang bantalan peluru (bearing), sepatu rem, tromol dan
komponen bantu lainnya. Hub dan pelek roda dihubungkan oleh jari-jari
(spokes). Ada juga roda dengan model satu kesatuan dimana hub dan
peleknya terbuat dari bahan yang ringan (seperti pada aluminium).
Design roda/pelek tergantung dari tipe struktur, material dan
metode pembuatan roda dari pabrik yaitu:
a. Tipe roda jari-jari (wire spoke wheel)
Gambar 8.11 Roda tipe jari-jari
353
Gambar 8.12 Potongan dan tinjauan
setempat dari kekhasan Hub
b. Tipe roda dari composit (composite wheel)
Gambar 8.13 Roda tipe plat press
Tipe ini paling banyak digunakan pada sepeda motor. Dimana roda
terbuat dari lembaran-lembaran baja atau alumunium alloy yang
melingkar dan hub/tromol terpasang kaku oleh jari-jari.
1 Grease seal
2 Bearing
3 Spacer
4 Hub casting
5 Brake disc bolt
6 Brake caliper
7 Speedometer
cable
8 Axle
9 Speedometer
drive unit
10 Speedometer
drive gear
11 Bearing
12 Retaining plate
13 Hub cover
14 Collar
15 Axle nut
354
c. Tipe roda dari paduan tuang (cast alloy wheel)
Roda dan jari-jari menjadi satu disebut tipe “Light alloy disk wheel.
Regiditas dan kekuatannya sama dengan sebelumnya, tidak
diperlukan penyetelan untuk balancinga roda (beda dengan jarijari
yang perlu disetel untuk balancingnya). Designnya sangat
trendi biasanya digunakan motor besar, kadang-kadang pada
motor kecil dan motor-motor sport.
Gambar 8.14 Tipe roda dari besi tuang
Tipe ini paling banyak digunakan pada sepeda motor dengan roda
kecil (tipe keluarga atau rekreasi). Rodanya/pelek dibuat dengan
menyatukan rim dan hub dengan menggunakan baut dan mur.
355
d. Roda tipe khusus ( dibentuk dari baja yang di press dan
didalamnya terbagi dua)
Gambar 8.15 Membelah susunan pelek roda
2. Ban (Tyre)
Ban merupakan bagian roda yang langsung bersentuhan dengan
jalan. Disaat sepeda motor berjalan dan berhenti akan terjadi gesekan
antara ban dan permukaan jalan. Ban selain berfungsi untuk menopang
berat motor dan pengendara pada area yang kecil dimana permukaan
ban menyentuh permukaan jalan, menyalurkan gaya tekan pada saat
pengendaraan dan pengereman, juga meredam kejutan secara
simultan/terus menerus.
Pada dasarnya ban yang digunakan pada sepeda motor,
umumnya terdiri atas dua bagian utama yaitu ban luar dan ban dalam.
Konstruksi ban pada umumnya sama, baik ban dengan ban dalam
maupun ban tanpa ban dalam. Ban bagian luar disebut Tread terbuat dari
karet yang keras karena bersentuhan langsung dengan tanah. Untuk itu
tread harus memiliki ketahan aus yang tinggi dan cukup baik melindungi
ban dalam.
Sedangkan lapisan bagian dalam ban disebut Breaker, carcas dan
tread fungsinya menjaga dan melindungi ban bagian dalam dari tekanan
1 Bolt 3 Rim half 5 Nut 7 Inner tube
2 Rim half 4 Spring washer 6 Tyre
356
udara dan pukulan dari luar secara bersamaan. Carcas ini terbuat dari
lapisan kain (fabric layer) dengan bahan nilon dan rayon yang dilapisi
karet dan kawat yang jumlah lapisannya menentukan kekuatan ban.
Disamping itu ada lapisan bead yang mampu memegang dengan kuat
pada pelek melalui tekanan udara selama berjalan. Lapisan yang
berbeda dibagian dalam dari ban “TUBLESS” (tanpa ban dalam) yang
bersifat elastis, jika tertusuk paku udara bagian dalam tidak bocor keluar.
Ban tanpa mempunyai ban dalam disebut ban TUBELESS dengan
konstruksi khusus agar udara bagian dalam tidak bocor keluar. Biasanya
pada bagian luar ban terdapat tanda TUBELESS
Gambar 8.16 Ban tipe radial
357
Gambar 8.17 Ciri-ciri umum sidewall dari ban
(bentuk samping dari ban)
Ban yang digunakan secara spesifik tidak sama antara ban depan
dan ban belakang. Biasanya diameter ban yang digunakan sepeda motor
telah dicantumkan dalam buku manual atau spesifikasi teknis motor
tersebut. Ada dua macam ban, yaitu ban radial dan ban biasa. Ban radial
lebih kuat, lebih stabil, bisa menghemat bensin, tetapi harganya relatif
lebih mahal dari ban biasa. Ukuran dan jenis ban bisa diketahui dengan
membaca kode ban.
Kode ban memberikan informasi tentang ciri-ciri umum dan
kerataan (flatness) dari ban.
Ciri-Ciri Umum dari Ban
Ciri-ciri umum dari ban antara lain:
1. Tanda ukuran ban dan lokasi
2. Lebar dari ban
3. Batas kecepatan
4. Diameter pelek
5. Kekuatan (jumlah lapisan/ply rating)
358
Batas kecepatan
Kecepatan maksimum yang diijinkan pada ban
Tanda ukuran ban dan lokasi.
4.60 – H – 18 4PR menyatakan
ukuran dari lebar ban, kode
kecepatan, diameter pelek, tanda
indikasi jumlah lapisan dan kekuatan
ban
lebar dari ban (inchi)
4.60 – H – 18 4PR
4.60 - H - 18 4PR
359
Tanda kecepatan
maksimum
Untuk scooter 100 km/h
N 140 km/h
S 180 km/h
H 210 km/h
V 210 km/h over
Kerataan (flatness)
Kerataan (flatness) 130/90 – 16 67H
1. Lebar dari ban (mm)
2. Flatness/kerataan (%)
3. Indikasi beban (load index)
Kekuatan (jumlah lapisan/ply rating
4.60-H-18
Ban ini menggunakan lapisan kain dari
bahan nilon didalam carcase.
indikasi kekuatan dengan 4 lapisan (ply
ranting)
Diameter pelek (inchi)
4.60 – H – 1 8 4PR
4PR
360
Flatness (%) =
lebarban
tinggiban x 100
Contoh : Hitung flatness (%) dari data yang ditunjukkan gambar dibawah
ini:
Diketahui:
tinggi ban 117
lebar ban 130
maka flatness=
130
117
x 100
= 0,9 x 100
= 90 %
Flatness/kerataan (%)
130/ 16 67H
Lebar dari ban (mm)
1 3 0 / 90 – 16 67H
90
361
Indikasi beban (load index)
Beban tertinggi untuk ban dari data pada gambar tersebut adalah:
Tekanan angin beban maximum
67 2 kgf/cm2 230 kg
130/90 – 16 6 7 H
362
Berikut ini contoh lain dari kode ban dan cara membacanya:
2.75 – 18- 4PR/42 P
Kecepatan maksimal yang
diizinkan sesuai table P=150
Km/jam
Beban maksimal yang diizinkan
Play rating atau lapisan kekuatan ban
Garis tengah lingkaran ban (inci)
Lebar ban dalam inci
170/60.R – 18 –
73H
Ukuran lebar ban dalam mm
Perbandingan tinggi ban dengan
lebar ban dalam (%)
Ban radial
Garis tengah lingkaran ban
Beban maksimal yang dizinkan
Kecepatan maksimal yang diizinkan
sesuai table P= 210 Km/jam
363
E. PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN SISTEM REM DAN RODA
1. Jadwal Perawatan Berkala Sistem Rem dan Roda
Jadwal perawatan berkala sistem rem dan roda sepeda motor
yang dibahas berikut ini adalah berdasarkan kondisi umum, artinya
sepeda motor dioperasikan dalam keadaan biasa (normal). Pemeriksaan
dan perawatan berkala sebaiknya rentang operasinya diperpendek
sampai 50% jika sepeda motor dioperasikan pada kondisi jalan yang
berdebu dan pemakaian berat (diforsir).
Tabel di bawah ini menunjukkan jadwal perawatan berkala sistem
rem dan roda yang sebaiknya dilaksanakan demi kelancaran dan
pemakaian yang hemat atas sepeda motor yang bersangkutan.
Pelaksanaan servis dapat dilaksanakan dengan melihat jarak tempuh
atau waktu, tinggal dipilih mana yang lebih dahulu dicapai.
Tabel 1. Jadwal perawatan berkala (teratur)
sistem rem dan roda
No Bagian Yang
Diservis Tindakan setiap dicapai jarak tempuh
1 Sepatu rem atau pad Periksa, bersihkan, dan stel bila perlu
setiap 5.000 km
2 Jarak main bebas
rem
Periksa dan stel setelah 500 km, 1.500 km,
3.000 km dan selanjutnya setiap 2.000 km
3 Selang rem (khusus
rem hidrolis)
Periksa setiap 5.000 km dan ganti setiap 4
tahun sekali
4 Minyak rem (khusus
rem hidrolis)
Periksa setiap 5.000 km dan ganti setiap 2
tahun sekali
5 Ban dan roda Periksa setelah 1.000 km dan selanjutnya
setiap 3.000 km
364
2. Sumber-Sumber Kerusakan Sistem Rem dan Roda
Tabel di bawah ini menguraikan permasalahan atau kerusakan
sistem rem dan roda yang umum terjadi pada sepeda motor, untuk
diketahui kemungkinan penyebabnya dan menentukan jalan keluarnya
atau penanganannya (solusinya).
Tabel 2. Sumber-sumber kerusakan sistem rem dan roda
Permasalahan Kemungkinan Penyebab Solusi
(Jalan Keluar)
Daya rem
kurang
4. Minyak rem bocor pada
sistem hidrolik
5. Kanvas rem hangus
6. Piringan rusak
7. Terdapat angin pada
sistem hidrolik
8. Kanvas aus
9. Permukaan kanvas
terdapat oli
10. Permukaan drum
rusak/aus
11. Jarak main tuas rem terlalu
banyak
1. Perbaiki atau
ganti
2. Ganti
3. Ganti
4. Buang angin
5. Ganti
6. Ganti
7. Ganti
8. Setel
Rem berbunyi 1. Permukaan kanvas rem
berkarbon
2. Pad set habis
3. Bearing roda rusak
4. As roda belakang atau
depan kendor
5. Pad set hangus
6. Terdapat benda asing
pada minyak rem
7. Lubang master cylinder
tersumbat
8. Permukaan kanvas rem
licin
9. Kanvas rem aus
1. Perbaiki
permukaan
kanvas dengan
amplas
2. Ganti
3. Ganti
4. Kencangkan
sesuai petunjuk
5. Ganti
6. Ganti minyak
rem
7. Bongkar dan
bersihkan
master cylinder
8. Bersdihkan
dengan amplas
9. Ganti
Gerak tuas rem
kurang baik
1. Ada udara pada sistem
hidrolik
2. Minyak rem kurang
1. Buang angin
2. Isi minyak rem
sampai batas,
buang udara
365
3. Kualitas minyak rem kurang
baik
4. As tuas rem aus
5. Drum dan kanvas rem aus
3. Ganti dengan
minyak rem
yang tepat
4. Ganti
5. Ganti
Minyak rem
bocor
1. Sambungan kurang
kencang
2. Selang retak
3. Piston atau cup aus
1. Kencangkan
sesuai petunjuk
2. Ganti
3. Ganti piston dan/
atau cup
Sistem Pengereman
Jarak Main Bebas Handel Rem
Ukur jarak main bebas handel rem depan pada ujung handel.
Jarak main bebas: 10–20 mm. Jika diperlukan penyetelan ulang, putar
mur penyetelan rem depan sampai diperoleh jarak main bebas yang tepat
Catatan:
Pastikan bahwa potongan pada mur penyetel duduk dengan
benar pada pin lengan rem, setelah melakukan penyetelan terakhir jarak
main bebas.
Jarak Main Bebas Pedal Rem
Ukur jarak main bebas pedal rem belakang pada ujung pedal rem.
Jarak main bebas: 20-30 mm.Jika perlu disetel ulang, putar mur penyetel
rem belakang sampai diperoleh jarak main bebas yang ditentukan.
Catatan:
Pastikan bahwa potongan pada mur penyetel duduk dengan
benar pada pin lengan rem, setelah melakukan penyetelan terakhir jarak
main bebas.
Mengeluarkan Udara dari Saluran Minyak Rem
Udara yang terkurung pada saluran minyak rem dapat menjadi
penghalang yang menyerap sebagaian besar tekanan yang berasal dari
master cylinder, berarti mengganggu kemampuan pengereman dari disc
brake. Keberadaan udara ditandai dengan ”kekosongan” pada saat
menarik tuas rem dan juga lemahnya daya pengereman.Mengingat
bahaya yang mungkin terjadi terhadap mesin dan pengemudi akibat
udara yang terkurung tersebut, sangat diperlukan mengeluarkan udara
366
saluran minyak rem setelah pemasangan kembali sistem pengereman
dengan cara sebagai berikut:
1. Isi tabung reservoir master cylinder hingga mencapai tepi batas
lubang pemeriksaan. Ganti tutup reservoir agar tidak kemasukan
kotoran.
2. Pasang selang pada katup pembuangan caliper, dan masukan
ujung yang satunya pada tempat penampungan.
3. Tarik dan lepas tuas rem beberapa kali dengan cepat dan
kemudian tarik tuas rem tersebut dan jangan dilepas.
Longgarakan klep pembuangan udara dengan memutarnya
seperempat putaran agar minyak rem mengalir ketempat
penampungan, hal ini akan menghilangkan ketegangan dari tuas
rem sehingga dapat menyentuh handel gas. Kemudian tutup klep
pembungan udara, pompa dan mainkan tuas, dan buka klep
pembuangan udara. Ulangi proses ini beberapa kali sampai
kemudian minyak rem mengalir dengan gelembung-gelembung
udara ke tempat penampungannya.
4. Tutup katup pembuangan dan lepaskan sambungan selang. Isi
tabung reservoir di atas garis lower limit.
Catatan:
Isi terus minyak rem pada tabung reservoir begitu diperlukan
sementera pembuanngan udara dari sistem pengereman dilakukan. Jaga
agar minyak rem tetap ada pada reservoir.
Hati-hati dengan minyak rem, cairan ini bereaksi kimia terhadap
bahan-bahan cat, plastik dan karet.
Pemeriksaan Jarak Main Bebas Rantai Roda
1. Putar kunci kontak ke posisi off dan masukan gigi transmisi ke
dalam neutral, letakkan sepeda motor di atas standar utamanya.
2. Periksa jarak main bebas rantai roda yaitu: 25-35 mm.
3. Jangan memeriksa atau menyetel rantai roda sementara mesin
dalam keadaan hidup.
4. Jarak main bebas rantai roda yang berlebihan dapat
mengakibatkan kerusakan pada bagian rangka sepeda motor.
Penyetelan
1. Longgarakan Mur poros roda belakang dan mur selongsong
(sleeve nut)
2. Setel tegangan rantai roda dengan memutar kedua mur
penyetelan.
367
3. Perhatikan bahwa posisi tanda penyesuaian pada penyetel rantai
pada skala memberikan penunjukan yang sama untuk kedua sisi
dari pada lengan ayun.
4. Kencangkan mur selongsong roda belakang sesuai dengan torsi
yang ditentukan yaitu: 4,5 kg-m.
5. Kencangkan mur poros roda belakang sesuai dengan torsi yang
ditentukan yaitu: 5,0 kg-m.
6. Kencangkan kedua mur-mur penyetelan.
7. Periksa kembali jarak main bebas rantai roda dan kebebasan
perputaran roda.
8. Periksa jarak main bebas pedal rem belakang dan setel kembali
bila diperlukan.
9. Lepaskan baut-baut pemasangan rumah rantai roda dan lepaskan
rumah rantai roda.
10. Lumasi rantai roda dengan minyak pelumas transmisi.Seka
kelebihan minyak pelumas dari rantai roda
Pembersihan dan Pelumasan
1. Jika rantai roda menjadi kotor sekali, rantai roda harus segera
dibuka dan dibersihkan sebelum dilumasi.
2. Buka penutup bak mesin kiri belakang
3. Lepaskan klip pemasangan, mata penyambung rantai utama dan
rantai roda
4. Bersihkan rantai roda dengan minyak solar atau minyak
pembersih lain yang tidak mudah terbakar dan keringkan.
Pastikan bahwa rantai roda telah diseka dengan kering sebelum
melumasinya dengan minyak pelumas
5. Lumasi rantai roda dengan minyak pelumas transmisi (SAE 80-
90). Seka kelebihan minyak pelumas.
6. Periksa rantai roda terhadap kerusakan atau keausan.
7. Gantilah roda yang telah mengalami kerusakan pada
penggelinding-penggelindingnya atau yang telah kendor
sambungan-sambungannya.
8. Ukur panjang rantai roda dengan cara memegangnya sehingga
semua sambungan-sambungan lurus. Panjang rantai roda 41 pm
46 sambungan, standar 508, batas servis
Pemeriksaan Sproket
1. Memasang rantai roda baru pada sproket yang aus akan
mengakibatkan rantai roda yang baru tersebut akan mengalami
keausan dengan cepat.
2. Periksa rantai roda dan gigi-gigi sproket terhadap keausan atau
kerusakan, gantilah bila perlu.
3. Jangan memasang rantai roda baru pada sproket yang telah aus.
4. Baik rantai roda maupun sproket harus dalam kondisi yang baik,
jika tidak maka rantai roda yang baru akan cepat aus.
368
5. Periksa baut dan mur pemasangan rantai roda dan sproket,
kencangkan bila ada yang longgar.
6. Pasang rantai roda pada sproket.
7. Pasang mata rantai penyambung utama dan lempeng mata rantai.
8. Bagian belakang klip pemasangan yang terbuka harus menunjuk
ke arah berlawanan dari pada arah perputaran rantai.
SOAL-SOAL LATIHAN BAB VIII
1. Jelaskan perbedaan antara rem tromol dan rem cakram !
2. jelaskan cara kerja rem cakram
3. Ada 4 keuntungan rem cakram, terangkan masing-masingnya !
4. Dibawah ini gambar konstruksi apa, berikan nama dari tiap-tiap
nomor yang dicantumkan, terangkan fungsinya !
5. Berdasarkan cara pengoperasian sepatu rem, sistem rem tipe
tromol pada sepeda motor diklasifikaskan menjadi dua, sebutkan
dan jelaskan
6. Cara kerja rem cakram ditunjukkan oleh gambar dibawah ini,
betulkan urutan gambar sesuai tahapannya dan berikan
keterangan dari masing-masing tahapan tersebut!
1 2
369
7. Ada 4 tipe roda yang biasa kita kenal, sebutkan masingmasingnya
dan apa perbedaan diatara tiap tipe tersebut!
8. Jelaskan mana yang termasuk ciri-ciri umum dari ban. Diketahui
tanda ukuran ban adalah:
4.60 – H – 18 4PR
Terangkan cara membacanya !
9. Sumber-Sumber Kerusakan Sistem Rem dan Roda ada beberapa
macam, sebutkan 2 diantaranya dan terangkan!
3 4
370
BAB IX
SISTEM PELUMASAN DAN PENDINGINAN
A. PELUMASAN
Pelumasan adalah proses memberikan lapisan minyak pelumas di
antara dua permukaan yang bergesek. Semua permukaan komponen
motor yang bergerak seharusnya selalu dalam keadaan basah oleh
bahan pelumas. Fungsi utama pelumasan ada dua yaitu mengurangi
gesekan (friksi) dan sebagai pendingin. Bila terjadi suatu keadaan luar
biasa, dimana sistem pelumasan tidak bekerja, maka akan terjadi
gesekan langsung antara dua permukaan yang mengakibatkan timbulnya
keausan dan panas yang tinggi. Bahan pelumas di dalam mesin
bagaikan lapisan tipis (film) yang memisahkan antara permukaan logam
dengan permukaan logam lainnya yang saling meluncur sehingga antara
logam-logam tersebut tidak kontak langsung. Selain seperti yang
diterangkan diatas, bahan pelumas juga berfungsi sebagai sekat (seal)
pada cincin torak yang dapat menolong memperbesar kompresi motor.
Gambar 9.1 Pendinginan dan pelumasan
pada mesin sepeda motor
371
Kegagalan pada sistem pelumasan tidak hanya berakibat
rusaknya sepeda motor tetapi juga dapat menimbulkan kebakaran dan
kecelakaan pengemudi. Kebakaran akan terjadi disebabkan oleh bagian
yang panas dapat melelehkan pembalut kabel dan karenanya akan
segera terjadi hubungan singkat dan percikan api. Bahan bakar bensin
menyambar percikan api dan akan terjadi kebakaran.
Pelumasan dinding silinder merupakan bagian yang penting untuk
diperhatikan. Fungsi pelumasan disini sebagaimana dikatakan bukan saja
untuk mengurangi gesekan tetapi juga untuk perapat. Dengan adanya
minyak pelumas antara ring piston dan dinding silinder maka diharapkan
kebocoran kompresi dari langkah usaha dapat dihindarkan. Untuk
menjamin pelumasan dinding silinder maka dipasang ring oli. Ring oli
tidak dapat bekerja dengan baik jika pelumas terlalu kental, atau bila
terjadi lumpur (sludge) pada celah ring.
Begitu pentingnya fungsi dan peran minyak pelumas, maka
diperlukan sistem pelumasan yang bekerja dengan pasti, mudah dikontrol
dan dipelihara.
Fungsi minyak pelumas secara keseluruhan ialah untuk
mencegah atau mengurangi:
1. Gesekan
2. Persentuhan bidang kerja
3. Pemanasan yang berlebihan
4. Keausan
5. Karatan
6. Pengendapan kotoran
Jika sistem pelumasan pada suatu mesin tidak dilakukan maka
akan mengakibatkan hal-hal berikut ini:
• Bagian peralatan yang bergesekan akan cepat aus.
• Timbulnya panas yang berlebihan;
• Tenaga mesin berkurang;
• Timbul karat/korosi;
• Umur pemakaian berkurang.
Sehingga pelumasan yang teratur dan selalu memperhatikan
mutu minyak pelumas dapat memperpanjang usia motor bakar terhadap
kerusakan, karena terhindar dari:
1. Keausan silinder
2. Terbakarnya bantalan
3. Pengotoran busi
4. Kemacetan cincin-cincin torak
5. Pelumpuran
6. Deposit
7. Pemborosan bahan bakar
372
B. PELUMASAN PADA SEPEDA MOTOR EMPAT LANGKAH
Bahan pelumas harus dapat didistribusikan secara meyakinkan ke
semua bagian yang memerlukan. Ada tiga jenis pelumasan pada motor
empat langkah:
a. Boundary lubrication, yaitu bila permukaan bearing dilapisi
dengan lapisan halus minyak pelumas. Lapisan minyak pelumas
ini mempunyai keterbatasan. Bila kekuatan atau berat komponen
melebihi batas kemampuannya, maka lapisan tersebut dengan
mudah hancur dan akan terjadi keausan.
b. Pelumasan tekan (thin film lubrication), yaitu pelumasan antara
dua permukaan juga, tetapi minyak pelumas dialirkan dengan
pompa minyak pelumas (tekanan) untuk penggantian dengan
minyak pelumas yang baru.
c. Hydrodynamic lubrication yaitu pelumasan yang mampu menahan
beban berat seperti batang penggerak dan pada pelumasan roda
gigi. Minyak pelumas dengan kekentalan yang lebih tinggi
dialirkan sehingga dapat memelihara sistem pelumasan dengan
baik.
Gambar 9.2 Jenis pelumasan: Film, Thick Film
dan Hydrodynamic
373
C. SISTIM PELUMASAN SEPEDA MOTOR EMPAT
LANGKAH
Pada Motor empat langkah bak engkol merupakan satu kesatuan,
baik untuk bagian motor bakar ataupun untuk kopling dan gigi transmisi.
Gambar 9.3 Resirkulasi system pelumasan (Kawasaki ZX-6R)
1 Sump (oil pump) 8 Oil feed to con-rod journals 15 Oil feed to cylinder head
2 Oil strainer 9 Starter clutch gear 16 Camshaft caps
3 Oil pump 10 Alternator rotor 17 Camshaft
4 Pressure relief valve 11 Oil feed to starter clutch 18 Oil gallery
5 Oil filter 12 Gearbox input shaft 19 Oil pipes
6 Oil cooler 13 Gearbox output shaft 20 Oil drain plug
7 Crankshaft 14 Oil pressure switch 21 Oil jets (nozzles)
374
Sepeda motor empat langkah pelumasannya hanya ada satu
macam, yaitu dari bak engkol. Minyak pelumas diisikan pada bak engkol.
Dari bak engkol minyak pelumas dipercikkan ke dinding silinder untuk
melumasi dinding silinder motor. Ring oli yang dipasang pada piston
bertugas meratakan dan membersihkan oli pada dinding silinder tersebut.
Oleh karena itu pada sepeda motor empat langkah dilengkapi dengan
ring oli. Gambar 8.3 menunjukkan sistem resirkulasi pelumasan pada
mesin empat langkah.
Penyimpanan Pelumas
Dasar dari pekerjaan sistim resirkulasi pada mesin empat langkah
adalah terletak pada perbedaan dalam cara oli disimpan pada mesin.
Ada dua sistem:
1. Sistem Tempat Oli Kering (Dry-Sump System)
Oli ditampung terpisah dalam tangki oli dan diberikan tekanan
pompa melalui saluran yang sama dalam sistem wet sump.
Setelah melumasi oli kembali ke crankcase dan disalurkan
kembali ke tangki oleh pompa. Kopling dan transmisi dilumasi
oleh cipratan oli dari pompa ke tangki oli.
Gambar 9.4 Sistem dry-sump
375
Gambar 9.5 Sistem dry-sump dengan
penggunananya pada rangka
2. Sistem Tempat Oli Basah (Wet sump system)
Minyak pelumas berada diruang oli yang ditempatkan dibawah
crankcase, dari ruangannya oli naik dan diberikan menurut
tekanan. Sebagian oli diberikan ke poros engkol dan sebagian ke
pengerak katup. Sebagian oli pelumas dalam crankcase
digunakan untuk melumasi dinding silinder. oli melumasi silinder
piston dan ring piston dan kelebihan oli disapu kebawah oleh ring
dan kemudian kembali ke crankcase. Kopling dan trasmisi
dilumasi dengan cipratan oli dari bak oli atau tekanan pompa oli.
Keuntungan Sistem Wet sump :
a. Konstuksi sangat sederhana
b. Memanasi mesin tidak terlalu lama.
c. Jika oil dalam bak berkurang mudah mehambah.
d. Sirkulasi oil lebih cepat dan cepat mencuci.
e. Efficiensi pendinginan lebih rendah.
376
Gambar 9.6 Pelumasan sistem basah (wet sump)
dari mesin 4 silinder
Keterangan gambar:
1 Oil delivery pipe to
cylinder head 4 Oil filter 7 Oil strainer
2 Inlet camshaft 5 Bypass valve 8 Oil pump
3 Exhaust camshaft 6 Pressure relief valve 9 Sump (oil pan)
377
Gambar 9.7 Pelumasan sistem basah
dari mesin satu silinder
Oli dibagian bawah crankcase dipompa keatas dengan pompa
trochoid dengan sistim tekan dan disaring oleh filter sebelum di alirkan ke
semua komponen yang perlu pelumasan.
Kebersihan
Sistem pelumasan mempunyai sistem saringan oli untuk
membersihkan debu, metal dan carbon pembakaran. Jika komponen
menjadi sangat kotor, akan menghasilkan efisiensi saringan yang rendah
sehingga tidak bagus untuk membersihkan oli yang sudah dipakai. Untuk
itu elemen filter oli harus dibersihkan atau diganti secara periodik.
378
Gambar 9.8 Spin-on type filter
Pompa Oli untuk sistem pelumasan mesin empat langkah
Pompa oli pada sepeda motor berfungsi untuk menyemprotkan oli
agar bercampur dengan gas baru dan masuk ke dalam ruang bakar.
Jumlah oli yang disemprotkan ke dalam ruang bakar tersebut harus
sesuai dengan ketentuan. Oli yang disemprotkan tidak boleh terlalu
banyak tetapi juga tidak boleh kurang. Jika oli yang disemprotkan terlalu
banyak mengakibatkan ruang bakar menjadi cepat kotor oleh kerak/arang
karbon dan polusi yang ditimbulkan oleh asap gas buang. Jika oli yang disemprotkan
kurang maka akan mengakibatkan motor menjadi cepat
panas. Hal ini akan memungkinkan piston macet di dalam silindernya.
Untuk mendapatkan penyemprotan yang sesuai pompa oli harus
disetel. Karena jenis dan macam pompa oli cukup banyak maka cara
379
Gambar pompa oli tipe plunger
penyetelannya juga berbeda-beda.
Berikut ini beberapa tipe pompa oli yang sering digunakan:
1. Pompa oli tipe plunger
Pompa oli tipe plunger sering ditemukan digunakan pada mesin
kuno dengan pelumasan sistem kering.
2. Pompa oli tipe gear
Oleh putaran 2 gigi didalam rumah pompa, oli ditarik kedalam
melalui lubang pemasukan dan keluar melalui lubang
pengeluaran.
3. Pompa oli tipe trochoid
Disini dua rotor berputar pada kecepatan yang berbeda, sehingga
menyebabkan perbedaan volume diantara dua rotor tersebut,
karena adanya perbedaan volume tadi menyebabkan oli mengalir
keluar dan kedalam.
380
Inlet
Outlet
Gambar pompa oli tipe gear
Gambar 9.9 Tipe-tipe pompa oli
Penyetelan pompa oli
Amati tanda penyetelan pompa oli. Tanda penyetelan tersebut
biasanya adalah sebagai berikut:
• Pada waktu gas tangan diputar penuh maka tanda pada tuas
pompa dan tanda pada rumah pompa segaris. Jika tanda tersebut
tidak segaris maka perlu penyetelan pada kabel pompa.
• Pada sepeda motor Kawasaki penyetelan pompa oli dilakukan
setelah mesin mencapai suhu kerja. Setelah mesin hidup pada
putaran stasioner gas tangan diputar sampai putaran mesin mulai
bertambah. Pada posisi ini tanda dari pompa oli harus segaris.
• Pada sepeda motor Yamaha bebek lama penyetelan dilakukan
dengan mengendorkan mur pengunci kemudian baut penyetel
diputar hingga tanda yang terdapat pada puli lurus dengan baut
yang terdapat pada plat penyetel. Penyetelan dilakukan dalam
keadaan katup gas menutup.
• Pada salah satu sepeda motor jenis bebek yang baru penyetelan
dilakukan dengan mengendurkan mur pengunci kemudian mur
penyetel diputar sehingga tanda pada puli penyetel sejajar di
tengah-tengah mur pilip atau terletak pada jarak 1 mm dari mur
tengah. Kemudian mur pengunci dikeraskan.
Gambar pompa oli type Trochoid
Inlet
Outlet
381
D. SISTEM PELUMASAN SEPEDA MOTOR DUA
LANGKAH
Sistem pelumasan pada sepeda motor dua langkah tidak sama
dengan dengan sepeda motor empat langkah. Pada sepeda motor dua
langkah transmisi nya diberi pelumasan tersendiri terpisah dengan poros
engkol. Hal ini dikarenakan terpisahnya ruang transmisi dengan ruang
engkol, makanya mesin dua langkah harus menggunakan dua macam
minyak pelumas. Seperti kita ketahui bahwa kontruksi bak engkol motor
dua langkah terbagi ke dalam dua bagian antara lain bak engkol untuk
perangkat motor bakar dan bak engkol untuk perangkat kopling, dan gigi
transmisi.
Gambar 9.10 Lokasi yang membutuhkan
pelumasan pada mesin dua langkah
382
Gambar 9.11 Pelumasan dengan sistem campur
pada mesin dua langkah
Sistem campur langsung banyak digunakan pada sepeda motor
lama seperti Vespa. Pada sistem ini oli sebagai pelumas dicampurkan
langsung ke dalam tangki bensin. Perbandingan antara oli dengan bensin
antara 1: 20 sampai dengan 1: 50, tergantung pada keperluannya.
Besarnya oli yang dicampur ke dalam bensin tersebut didasarkan
pada kebutuhan pelumasan pada putaran tinggi, agar mutu pelumas dan
Sistem pelumasan sepeda
motor dua langkah dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Sistem Pelumasan Campur.
Pada sistem ini oli
dicampurkan dengan bahan
bakar (bensin) pada tangki.
Contohnya adalah pada
sepeda motor vespa.
383
perbandingannya memenuhi syarat sebaiknya pencampurannya
dilakukan sendiri dengan memperhatikan mutu oli pelumas dan
prosentase perbandingannya. Oli yang digunakan untuk mesin tidak
sama dengan oli yang digunakan untuk transmisi. Oli mesin lebih encer.
Kekentalan oli tersebut ditandai dengan bilangan SAE (The Society Of
Automotive Engineer). Semakin besar SAE-nya semakin kental minyak
pelumas tersebut.
Cara mencampur oli dengan bensin adalah sebagai berikut:
• Siapkan satu tempat bensin dalam ukuran liter yang sudah
diketahui dengan pasti volumenya.
• Isikan bensin ke dalam tempat penampungan tersebut sampai
penuh atau sesuai dengan kebutuhan. Ingat volume bensin yang
diisikan harus diketahui.
• Isikan oli ke dalam bensin dengan perbandingan sesuai dengan
ketentuannya.
• Aduk dengan batang yang bersih atau kocok agar bensin dan oli
benar-benar bercampur.
• Isikan campuran bensin dan oli tersebut ke dalam tangki bensin
kendaraan.
Gambar 9.12 Sistem pelumasan auto lube
2. Pelumasan sistem terpisah
(untuk produk Yamaha
dinamakan dengan Auto
lube). Pada sistem ini oli
ditampung pada tempat
tersendiri. Oleh karena itu
digunakan dua jenis
minyak pelumas, yaitu
pelumasan untuk bak
engkol dan pelumasan
untuk motornya. Untuk
menjalankan tugas
tersebut, sistem ini
dilengkapi dengan pompa
oli.
384
Contoh lainnya adalah Sistem pelumasan CCI yang digunakan
pada sepeda motor Suzuki. CCI itu sendiri singkatan dari Crankshaft,
Cylinder oil Injection yang artinya oli pelumas disuntikkan pada bagian
poros engkol dan silinder.
Gambar 9.13 Sistem injeksi dengan menyuplai
oli ke bermacam-macam pipa
Cara kerja sistem CCI adalah sebagai berikut, oli pelumas
ditempatkan pada tangki khusus dan biasanya ditempatkan disebelah
bawah jok tempat duduk. Bila mesinnya kita hidupkan berarti pompa oli
dapat bekerja dan mengalirlah oli pelumas yang ada pada tangki menuju
pompa oli setelah masuk pada pompa oli kemudian disebar dengan
bantuan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh pompa oli tersebut, oli
yang disebar ini disalurkan kemasing-masing pipa salurannya.
Salah satu dari saluran oli pelumas dihubungkan pada lubang di
atas bak engkol, di mana lubang tersebut tembus sampai ke bagian
bantalan peluru yang menunjang poros engkol, oli pelumas yang masuk:
pada lubang ini akan diteruskan sampai ke bagian ujung besar batang
piston guna melumasi bantalan-peluru yang ada pada ujung besar batang
piston tersebut.
385
Sedangkan saluran yang satu lagi dihubungkan dengan sebuah
lubang yang ada dibagian atas bak engkol, kemudian lubang ini tembus
pada lubang yang terdapat di dalam blok silinder, ujung dari saluran oli ini
berakhir pada lubang masuk (inlet port).
Oli pelumas yang ke luar dari tengah lubang masuk (inlet port) ini
akan turut terbawa bersama campuran bensin dan udara ke dalam bak
engkol berupa kabut, kabut oli ini akan digunakan untuk melumasi lubang
silinder, bantalan peluru pada ujung kecil batang piston dan bantalanbantalan
peluru penopang poros engkol.
Perjalanan oli pelumas yang tidak hanya sampai pada bagian bak
engkol saja, akan tetapi terus turut terbawa bersama bahan bakar menuju
proses pembakaran dan oli pelumas tersebut habis terbakar. Oleh sebab
itu sistern pelumasan semacam ini, baik itu yang menggunakan sistem
CCI, Autolub atau sistem campur langsung dengan bensin pada tangki
(vespa), kesemuanya itu dapat disebut menggunakan sistem TOTAL
LOSS.
Untuk melumasi perangkat kopling (clutch) atau gigi-gigi transmisi
digunakan oli pelumas tersendiri, yang mana oli pelumas ini tidak boleh
turut masuk atau terhisap pada bagian motor bakarnya.
Agar oli pelumas ini tidak turut masuk pada bak engkol, maka pada
bagian poros engkolnya selalu dilengkapi dengan sekat oil (oil seal).
E. JENIS PELUMAS
Minyak pelumas yang digunakan pada sepeda motor adalah oli
karena oli mempunyai syarat-syarat yang diperlukan dalam pelumasan,
yaitu:
1. Daya lekatnya baik
2. Titik nyala tinggi
3. Tidak mudah menguap
4. Titik beku rendah
5. Mudah memindahkan panas
Ada tiga macam oli pelumas yang diproduksi, antara lain oli
mineral, oli synthetic dan oli yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan atau
hewani (castor oil), dan pabrik-pabrik kendaraan hampir semuanya
menganjurkan untuk menggunakan oli mineral, yang telah distandarisasi
oleh SAE dan API.
Oli yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan (vegetable) banyak
digunakan pada motor-motor balap, karena kwalitasnya melebihi oli
mineral. Oli synthetic banyak digunakan pada pesawat-pesawat terbang.
386
Oli dapat juga digolong-golongkan sesuai dengan penggunaan
kendaraan yang bersangkutan guna mendapatkan hasil pelumasan yang
baik, seperti contohnya:
i. Jenis ML
Digunakan pada mesin-mesin bensin dengan kerja yang ringan,
oli ini tidak mengandung bahan-bahan tambahan (additives).
ii. Jenis MM
Jenis ini digunakan pada mesin-mesin bensin dengan kerja yang
sedang dan olinya mengandung additive yang dapat mencegah
karat pada mesin.
iii. Jenis MS
Digunakan pada mesin-mesin bensin yang kerjanya cukup berat.
iv. Jenis DG
Digunakan pada mesin diesel dan mesin bensin, oli ini
mengandung zat anti karat dan juga mengandung detergent guna
mencegah pembentukan karbon/arang pada ruang bakar atau
bagian mesin lainnya.
v. Jenis DM
Digunakan untuk mesin diesel dan mesin bensin yang bekerja
berat, oli ini mengandung zat yang terdapat pada DG ditambah
dengan Pour poit depressant yang dapat membuat oli ini tahan
akan temperatur yang tinggi. Oli ini dapat juga disebut oli yang
bermutu tinggi (High grade oil)
vi. Jenis DS
Oli ini khusus untuk mesin diesel dan mengandung bermacammacam
zat tambahan sehingga mutunya baik sekali dan harganya
cukup mahal.
Selain standard-standard oli ini dikeluarkan oleh SAE, ada juga
standard yang dikeluarkan oleh API, di mana kode-kode yang dikeluarkan
oleh API ini adalah SA, SB, SC, SD, SE dan SF, kemudian untuk mesin
diesel dengan kode CA, CB, CC, CD. Oli yang dilengkapi dengan
standard terakhir, contohnya SE atau SF atau SD mengandung zat-zat
tambahan yang lengkap seperti mengandung zat penetralisir belerang,
zat anti pelumpuran, zat anti busa dan sebagainya serta oli tersebut
dibuat dari oli mineral murni.
Temperatur pada katup buang motor empat langkah sangatlah
tinggi, pada kondisi seperti ini oli pelumas akan mencapai temperatur
sekitar 100°C, pada temperatur 100°C kekentalan oli akan pecah
(menjadi cair) dan daya lumasnya menjadi hilang, oleh sebab itu memilih
oli yang bermutu baik untuk kendaraan kita sangatlah penting.
387
F. VISKOSITAS MINYAK PELUMAS
Untuk minyak pelumas motor, seperti diketahui ada delapan
tingkat kekentalan minyak pelumas. Yang dimaksud dengan kekentalan
itu sebenarnya tidak lain dari tahanan aliran yang tergantung dari kental
atau encernya minyak tersebut. Semua minyak pelumas jika dipanaskan
akan menjadi lebih encer dan pada temperatur yang lebih rendah akan
menjadi lebih kental. Karena itu, kekentalan minyak pelumas diukur pada
temperatur tertentu.
The Society of Automotive Engineers (SAE) merupakan
organisasi yang beranggotakan para ahli pengolahan minyak bumi dan
ahli perencana motor telah menetapkan standar kekentalan minyak
pelumas. Angka kekentalan yang pertama ditetapkan pada tahun 1911
dan sesudah itu telah mengalami beberapa kali perubahan berhubung
dengan adanya kemajuan dalam teknologi dan perencanaan motor serta
kemajuan dalam bidang pengolahan minyak bumi.
Angka kekentalan minyak pelumas yang banyak digunakan
sekarang terdiri dari: 5W; 10W; 20W ;20 ;30; 40; 50; 60 dan 90. Dulu
pernah diproduksi minyak pelumas dengan kekentalan 90, dan 140 tapi
saat ini untuk motor yang modern sudah dipakai lagi. Kekentalan yang
lebih kecil menunjukkan minyak yang lebih encer dan sebaliknya angka
yang lebih besar menunjukkan minyak yang lebih kental. Huruf W di
belakang angka kekentalan maksudnya adalah Winter yaitu untuk minyak
pelumas yang khusus digunakan untuk waktu musim dingin dan
pengukuran dilakukan pada temperatur 0°F. jenis demikian tentu saja
tidak diperlukan di Indonesia. Setiap merek sepeda motor di Indonesia
merekomendasikan minyak pelumas yang digunakan. Misalnya Honda
merekomendasi minyak pelumas dengan viskositas SAE 10 W-30.
Pengukuran kekentalan minyak pelumas dengan standard SAE,
ditetapkan pada temperatur 210°F atau 2°F dibawah temperatur
mendidihnya air murni. Caranya dengan menghitung waktu yang
dibutuhkan oleh 60 ml minyak tersebut untuk melalui suatu saluran
sempit pada temperatur 210°F.
Minyak pelumas harus diganti secara teratur sesuai dengan
pedoman yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. Minyak pelumas yang
sudah aus ditunjukkan dengan menurunnya kekentalan dan warnanya
menjadi hitam. Perubahan ini disebabkan oleh temperatur pemakaian
yang tinggi.
388
Gambar 9.14 Pemeriksaan jumlah oli pada bak engkol (karter) bisa
dilihat dengan batang pengukurnya (1). Jumlah oli harus ada di
antara batas atas (2) dan batas bawah (3)
G. SISTEM PENDINGINAN
Setiap motor bakar memerlukan pendinginan. Untuk itu dikenal
adanya sistem pendinginan pada sepeda motor.
Secara umum sistem pendinginan berfungsi sebagai berikut:
1. Mencegah terbakarnya lapisan pelumas pada dinding silinder.
2. Meningkatkan efisiensi/daya guna thermis.
3. Mereduksi tegangan-tegangan thermis pada bagian-bagian
silinder, torak, cincin torak dan katup-katup.
Pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder
menghasilkan panas yang tinggi. Pada motor bakar hasil pembakaran
menjadi tenaga mekanis hanya sekitar 23 sampai dengan 28 %.
Sebagian panas keluar bersama gas bekas dan sebagian lain hilang
melalui pendinginan. Meskipun pendinginan merupakan suatu kerugian
jika ditinjau dari segi pemanfaatan energi, tetapi mesin harus didinginkan
untuk menjamin kerja secara optimal. Selain itu pendinginan juga mutlak
diperlukan guna menjaga kestabilan temperatur kerja motor.
Jika dilihat dari diagram panas, sistem pendingin merupakan
suatu bentuk kerugian energi, lebih dari 32% energi panas hilang akibat
pendinginan. Di mana panas akan diserap oleh fluida pendingin. Panas
yang terjadi tidak menyebabkan perubahan bentuk komponen akibat
memuai. Pedinginan dilakukan untuk mencegah terjadinya kelebihan
panas (overheating), pemuaian dan kerusakan minyak pelumas.
389
Sistem Pendinginan Udara
Pada umumnya mesin sepeda motor didinginkan dengan sistem
pendinginan udara.
Gambar 9.15 Pendinginan pada mesin sepeda motor
Dalam sistem pendinginan udara, sekeliling silinder dan kepala
silinder diberi sirip-sirip pendingin guna memperbesar luas permukaan
yang bersinggungan dengan udara pendingin yang dialirkan ke
sekelilingnya. Panas yang timbul dari hasil pembakaran akan diambil oleh
udara pendingin yang mengalir melalui sirip-sirip tersebut.
Sirip-sirip pada kepala silinder bisa disebut sebagai penghantar
panas dari dalam mesin. Agar pemindahan panas dari sirip ke udara
pendingin berlangsung dengan baik maka sirip-sirip harus dalam
keadaan bersih dan tidak dilapisi kotoran yang akan mengurangi efek
pendinginan. Untuk itu sebaiknya bersihkan kotoran-kotoran yang
menempel pada sirip pendingin tersebut secara berkala. Gunakan skrap
untuk melepas kotoran kotoran yang menempel tersebut. Jika terdapat
karet pada celah-celah sirip pendingin periksa kondisinya apakah karet
tersebut masih baik digunakan,jika sudah rusak ganti dengan yang baru.
Karet tersebut berfungsi untuk meredam getaran mesin akibat sirip-sirip
pendingin tersebut.
390
Sistem pendinginan udara ada dua macam:
1. Sistem pendinginan udara alamiah
Merupakan sistem pendinginan dengan menggunakan aliran
udara yang berembus melewati mesin sewaktu sepeda motor
berjalan dengan laju.
Gambar 9.16 Kepala silinder yang memiliki
sirip-sirip untuk pendinginan udara
2. Sistem pendinginan udara tekan
Merupakan sistem pendinginan dengan menggunakan suatu alat
semacam kipas angin, putaran kipas akan menekan angin,
sehingga angin bersikulasi melalui sirip-sirip. Sistem ini tetap bisa
digunakan walaupun sepeda motor dalam keadaan berhenti.
Gambar 9. 17 Sistem pendinginan udara tekan
391
Sistem pendingin cairan
Selain sistem pendinginan udara juga ada sistem pendinginan
dengan cairan.
Sistem ini terdiri dari :
- Radiator (yang digunakan dengan kipas elektric)
- Thermostaat
- Pompa air
- Tali kipas dan kipas radiator
Gambar 9.18 Radiator
Keterangan gambar radiator:
1. Tangki atas
2. Tangki bawah
3. Blok radiator
4. Lubang pengisi
5. Saluran air
6. Saluran air
7. Pipa uap
8. Ram penguat
9. Karet pegas untuk menahan baut radiator
392
Gambar 9.19 Sistem pendingin cair
pada mesin dua langkah
393
Thermostaat
Bila mesin terlalu panas atau terlalu dingin, maka mesin sepeda
motor akan mengalami bermacam-macam gangguan.
Gangguan yang diakibatkan karena terjadinya kelebihan panas
(overheating) pada mesin adalah sebagai berikut:
a. Bagian atas piston dapat berubah bentuk apabila suhunya terlalu
tinggi dan kehilangan kekuatannya. Sebagai contoh pada
aluminium. Kekuatannya akan hilang kira-kira sepertiganya pada
suhu 3000 C bila dibandingkan pada suhu normal.
b. Gerakan komponen-komponen engine akan terhalang karena
ruang bebas (clearence) semakin kecil disebabkan pemuaian dari
komponen mesin yang menerima panas berlebihan.
c. Akan timbul tegangan thermal yang dihasilkan oleh panas karena
perubahan suhu dari suatu tempat ketempat lain. Sehingga
silinder menjadi tidak bulat akibat deformasi thermal. Hal ini
menyebabkan ring piston patah dan piston macet.
d. Berpengaruh terhadap thermal resistence bahan pelumas. Jika
suhu naik sampai 2500 C pada alur ring piston, pelumas berusaha
menjadi karbon dan ring piston akan macet (Ring stick) sehingga
tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pada suhu 3000 C
pelumas cepat berubah menjadi hitam dan sifat pelumasnya
turun, piston akan macet sekalipun masih mempuyai clereance.
e. Terjadinya pembakaran yang tidak normal. Motor bensin
cendrung untuk knock. Jika knock terjadi suhu naik pada piston
dan terjadi pembakaran dini (Pre Ignition mudah terjadi).
Sebaliknya bila mesin terlalu dingin, gangguan yang terjadi yaitu:
a. Pada motor bensin bahan bakar agak sukar menguap dan
campuran udara bahan bakar-udara menjadi gemuk. Hal ini
menyebabkan pembakaran menjadi tidak sempurna.
b. Kalau pelumas terlalu kental, akan mengakibatkan mesin
mendapat tambahan tekanan.
c. Uap yang terkandung dalam gas pembakaran akan berkondensi
pada suhu kira-kira 500 C pada tekanan atmosfir. Titik air akan
menempel pada dinding silinder, hal ini akan mempercepat
keausan silinder dan ring torak. Ini disebut sebagai keausan
karena korosi pada suhu rendah.
Untuk mengatasi gangguan-gangguan yang disebutkan tadi,
digunakanlah thermostaat yang dirancang untuk mempertahankan
temperatur cairan pendingin dalam batas yang diizinkan.
Antara lain dari cara memeriksa thermostaat yaitu: dengan cara
memperhatikan sirkulasi air pendinginnya atau dengan menguji
thermostaat dalam air panas.
394
Cara memeriksa thermostaat dengan memperhatikan sirkulasi air
pendinginnya yaitu:
Hidupkan mesin:
1. Buka tutup radiator sebelum mesin mencapai suhu kerja.
Perhatikan: Hati-hati membuka tutup radiator sebab kemungkinan
udara pada radiator sudah bertekanan sehingga air dapat
tersemprot keluar bersamaan dengan dibukanya tutup radiator.
2. Perhatikan bahwa pada saat mesin dingin belum terjadi aliran air
radiator.
3. Amati terus aliran air. Jika mesin sudah panas seharusnya terjadi
gerakan air mengalir. Jika tidak berarti thermostaatnya tidak
bekerja. Perbaiki atau ganti thermostaatnya.
Gambar 9.20 Sistem pendingin cairan
pada mesin empat langkah
395
Pompa air
Pompa air pada sistem pendinginan cair berfungsi untuk
mengalirkan air dari radiator ke mantel-mantel pendingin pada blok
mesin. Bekerjanya pompa air adalah oleh putaran mesin. Bekerja dan
tidaknya pornpa air dapat dilihat dari aliran air pada radiator.
Caranya:
- Buka tutup distributor
- Hidupkan mesin
- Perhatikan apakah ada gerakan aliran air dalam radiator. Jika ada
gerakan aliran air dalarn radiator berarti pompa air bekerja. Jika
putaran mesin dipercepat seharusnya aliran air tersebut semakin
deras.
Jika diperlukan membongkar dan memeriksa pompa air lakukan
dengan langkah sebagai berikut:
- Keluarkan air pendingin sampai habis.
- Lepas baut baut pengikat pompa air, pemegang pompa air dan
gasketnya.
- Lepas plat dudukan pompa air dan gasketnya.
- Lepas dudukan puli pompa air
- Keluarkan bantalan pompa, rotor dan perapat poros.
- Cuci semua bagian pompa kecuali bantalan dan perapat
porosnya.
- Periksa seluruh komponen pompa air yang berkemungkinan
berkarat, retak atau aus.
- Ukur kelonggaran antara sisi rotor dengan badan pompa.
Besarnya lihat pada spesifikasi pabrik pembuatnya.
- Ganti gasket jika tegangan tali kipas antara 7 - 10 mm.
- Rakit kembali pompa air. Jangan sampai ada yang tertinggal
sekecil apapun.
Tali kipas dan Kipas radiator
Kipas radiator sangat penting artinya bagi sistem pendinginan cair.
Sebab pada kondisi di mana mesin bekerja pada beban berat
pendinginan cair oleh udara tidak mencukupi. Kipas radiator membantu
mengalirkan udara ke dalam sirip-sirip radiator. Putaran kipas radiator
dipengaruhi oleh tegangan tali kipasnya. Tali kipas yang kendor mudah
selip sehingga putaran kipas kurang. Tali kipas yang terlalu tegang
menyebabkan bantalan cepat rusak dan tali mudah putus.
Baik sistem pendinginan udara maupun sistem pendinginan cairan
mempunyai kelebihan dan kekurangan.
396
Kelebihan sistem pendinginan udara:
- Tidak perlu disediakan secara khusus
- Tidak perlu komponen tambahan seperti radiator dan thermostaat
- Mudah perawatannya
- Tahan lama
Kekurangan sistem pendinginan udara:
- Kurang dapat mengendalikan panas
- Pada kondisi jalan mendaki pendinginan kurang
Kelebihan sistem pendinginan cairan:
- Dapat mengendalian panas dengan baik
- Pendinginan lebih efektif
- Dapat mengurangi kebisingan suara mesin
Kekurangan sistem pendinginan cairan:
- Bobot mesin bertambah
- Perlu komponen tambahan
- Perawatan lebih rumit
397
SOAL –SOAL LATIHAN BAB IX
1. Apa yang dimaksud dengan pelumasan dan sebutkan fungsi
pelumasan bagi sepeda motor!
2. Beri nama nomor-nomor yang tercamtum pada bagian gambar
dibawah ini:
398
3. Ada 2 sistem penyimpanan pelumas pada sepeda motor empat
langkah, sebutkan dan jelaskan keduanya!
4. Sebutkan sekurang-kurangnya 3 tipe dari pompa oli yang
menekan oli pada sistim resirkulasi pelumasan apa beda diantara
ke tiganya?
5. Berapa macam sistem pelumasan untuk sepeda motor dua
langkah? Terangkan !
6. Sebutkan bagian-bagian dari mesin sepeda motor dua langkah
yang memerlukan pelumasan, gambarkan sketsanya!
7. Beri nama bagian yang ditunjukkan oleh nomer-nomer yang
tercantum pada gambar dibawah ini:
8. Apa fungsi sistem pendinginan pada mesin sepeda motor?
9. Sebutkan macam-macam sistem pendinginan pada sepeda motor
dan jelaskan!
10. Apa keuntungan dan kelebihan dari masing-masing sistem
pendinginan?
399
11. Beri nama bagian yang ditunjukkan oleh nomer-nomer yang
tercantum pada gambar dibawah ini:
400
BAB X
KEMUDI, SUSPENSI DAN RANGKA
A. SYSTEM KEMUDI (STEERING SYSTEM)
Sistem kemudi befungsi sebagai pengarah dan pengendali
jalannya kendaraan sepeda motor. Sistem kemudi terdiri dari setang
kemudi (handle bar/steering handle), kepala kemudi (steering head),
batang kemudi (steering stem/steering tube), dan komponen-komponen
pendukung lainnya.
Gambar 10.1 Tipe susunan steering head
401
Selain penampilan, panjang pendeknya stang kemudi merupakan
unsur lain yang harus diperhatikan. Batang kemudi yang panjang akan
ringan digerakkan, namun kendaraan menjadi tidak lincah. Sebaliknya
batang kemudi yang pendek membuat gerakan kendaraan jadi lincah,
namun berat untuk dikendalikan.
Gambar 10.2 Contoh kontruksi batang kemudi
B. SYSTEM SUSPENSI (SUSPENSION SYSTEM)
Sistem suspensi dirancang untuk menahan getaran akibat
benturan roda dengan kondisi jalan. Selain itu, sistem suspensi
diharapkan mampu untuk membuat "lembut" saat sepeda motor
menikung, sehingga mudah dikendalikan. Dengan sistem suspensi juga,
getaran akibat kerja mesin dapat diredam. Semua peran dan kegunaan
sistem suspensi tadi, pada akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa
dengan bekerjanya sistem suspensi, pada dasarnya adalah agar
diperoleh kenyamanan dalam berkendara sepeda motor. Dengan
demikian, gangguan pada sistem suspensi akan berpengaruh langsung
apada kenyamanan berkendara.
Suspensi pada sepeda motor biasanya bersatu dengan garpu
(fork), baik untuk bagian depan maupun bagian belakang. Tetapi ada
juga sebagian motor, suspensi belakang bukan sekaligus sebagai garpu
belakang dan biasanya disebut sebagai monoshock (peredam kejut
tunggal).
402
1. Suspensi Bagian Depan (Front Suspension)
Suspensi depan yang terdapat pada sepeda motor pada
umumnya terbagi dua, yaitu:
a. Garpu batang bawah (bottom link fork); jenis ini biasanya
dipasang pada sepeda motor bebek model lama, vespa atau
scooter.
b. Garpu teleskopik (telescopic fork); merupakan jenis suspensi
yang paling banyak digunakan pada sepeda motor.
Suspensi teleskopik terdiri dari dua garpu (fork) yang dijepitkan
pada steering yoke.
Gambar 10.3 Salah satu jenis dari
susunan fork telescopic
Garpu teleskopik menggunakan penahan getaran pegas dan oli
(minyak pelumas) garpu. Pegas menampung getaran dad benturan roda
dengan permukaan jalan dan oli garpu mencegah getaran diteruskan ke
batang kemudi.
Garpu depan dari sistem kemudi (yang termasuk kedalam
suspensi depan) fungsinya untuk menopang goncangan jalan melalui
roda depan dan berat mesin serta penumpang. Oleh karenanya garpu
depan harus mempunyai kekuatan, kekerasan yang tinggi, selain caster
dan trail (kesejajaran roda depan) yang berpengaruh besar pada
kestabilan mesin.
403
Gambar 10.4 Caster, trail dan offset dari
tipe susunan steering head
Caster adalah sudut yang dibentuk pada pertemuan garis pipa
Steering Head dan garis vertical melalui pusat As roda depan, sudutnya
antara 200 -300. Sementara trail merupakan jarak antara pertemuan garis
vertical melalui pusat as roda depan dengan tanah dan pertemuan garis
melalui pipa steering head dengan tanah, jaraknya antara 60 – 100 mm.
Caster dan trail harus ditentukan dengan memperhitungkan tujuan dan
sifat-sifat sepeda motor dan suspensinya.
Sedangkan garpu dengan batang bawah mengandalkan kerja
pegas, karet penahan, dan lengan ungkit untuk menahan getaran akibat
benturan roda dan permukaan jalan.
Gambar 10.5 Suspensi depan jenis
bottom link dan telescopic
404
2. Suspensi Bagian Belakang (Rear suspension)
Generasi awal suspensi belakang pada sepeda motor adalah
jenis plunger unit. Tipe ini tidak mampu mengontrol dengan nyaman roda
belakang. Tidak seperti suspensi depan, suspensi belakang tidak
mempunyai sistem steering (kemudi). Sistem ini hanya menopang roda
belakang dan menahan goncangan akibat permukaan kondisi jalan.
Tipe suspensi belakang saat ini yang banyak digunakan adalah:
a. Tipe Swing Arm
b. Tipe Unit Swing
Konstruksi suspensi tipe swing arm adalah dua buah lengan yang
digantung pada rangka dan ujung yanga lain dari suspensi tersebut
menopang roda belakang. Rancangan suspensi belakang tipe swing arm
ditunjukkan oleh gambar 10.6 berikut.
Gambar 10.6 Disain suspensi belakang tipe swing arm
dari paduan Aluminium
405
Cushion unit/shock absorber (peredam kejut) diletakkan antara
ujung belakang dari lengan dan rangka (frame).
Gambar 10.7 Bagian dari komponen
shock absorber
Keterangan gambar:
1. Upper mounting eye
2. Nut
3. Rubber stop
4. Shroud (decorative only)
5. Damper rod
6. Spring
7. Oil seal
8. Inner spring
9. Damper valve
10. Damper piston
11. Spring seat
12. Damper body
13. Compression valve
14. Lower mounting eye
406
Getaran pada sepeda motor yang disebabkan oleh permukaan
jalan yang tidak rata perlu diredam untuk mengurangi kejutan-kejutan
akibat gerak pegas. Komponen yang berfungsi sebagai peredam kejut
tersebut adalah sok breker. Oleh sok breker gerak ayun naik turun badan
sepeda motor diperlambat sehingga menjadi lembut dan tidak mengejut.
Itulah sebabnya sok breker disebut juga sebagai peredam kejut.
Sok breker terdiri atas sebuah tabung yang berisi oli. Di dalam
tabung tersebut terdapat sebuah katup yang berfungsi untuk mengatur
aliran oli. Perlambatan gerak ayun badan sepeda motor terjadi karena
aliran oli di dalam tabung sok breker terhambat oleh katup. Hal ini disebabkan
karena lubang katup yang sempit. Jika jumlah oli dalam tabung
kurang maka kerja sok breker menjadi tidak baik. Dalam hal ini sok
breker tidak bisa meredam kejutan. Apabila kerja sok breker sudah tidak
baik maka sebaiknya sok breker tersebut diganti. Penggantian sok breker
dianjurkan sepasang sekaligus meskipun sok breker yang satunya tidak
rusak. Hal ini dimaksudkan untuk menyamakan tekanan sehingga sepeda
motor tetap seimbang, tidak seperti berat sebelah/miring. Untuk
menentukan apakah sok breker bekerja dengan baik atau tidak bukanlah
hal yang sulit. Biasanya sepeda motor yang sok brekernya sudah rusak
menjadi tidak enak dikendarai.
Kerusakan sok breker umumnya disebabkan oleh kebocoran oli.
Hal ini bisa dilihat pada tabung sok brekernya. Jika tabung sok breker
selalu basah oleh rembesan oli maka hal itu berarti sok breker telah
bocor. Sok breker harus diganti jika sudah tidak baik kerjanya.
Pemeriksaan dan perawatan:
1. Jika selama sepeda motor dikendarai dan kadang sepeda motor
oleng kesalah satu sisi tanpa sebab yang jelas maka ada
kemungkinan salah satu dari sok brekernya rusak. Periksalah
keadaan sok brekernya. Jika terdapat rembesan oli pada
tabungnya maka hal itu berarti bahwa sok breker bocor sehingga
tekanannya tidak sama. Kedua sok breker harus diganti.
2. Jika selama sepeda motor dikendarai pemegasannya terasa tidak
nyaman tetapi tekanan ban normal, tidak terlalu keras, mungkin
disebabkan oleh sok brekernya yang tidak bekerja. Periksa
semua sok brekernya. Jika salah satu sok breker rusak, ganti
keduanya. Untuk pemeriksaan sok breker, tekanlah sepeda motor
tersebut ke bawah dan kemudian lepaskan tekanan tersebut
secara mendadak. Jika sepeda motor melenting dengan cepat
bagian badannya dan berayun-ayun maka kemungkinan besar
sok brekernya sudah tidak bekerja. Sok breker sepeda motor
tersebut harus diganti.
3. Periksa keadaan pegas suspensinya. Ukur panjang pegas dalam
keadaan pegas terlepas. Jika panjang pegas melebihi ketentuan,
pegas harus diganti.
407
Gambar 10.8 Susunan dasar dari swingarm
dan shock absorber
Kontruksi tipe unit swing adalah mesin itu sendiri yang bereaksi
seperti lengan yang berayun. Jadi mesin tersebut yang berayun.
Umumnya suspensi tipe unit swing dipakai pada sepeda motor yang
mempunyai penggerak akhirnya (final drive) memakai sistem poros
penggerak.
Gambar 10.9 Suspensi jenis unit swing
dan swing arm
408
C. RANGKA (FRAME)
Ditinjau dari segi struktur atau bentuk rangka mempunyai fungsi
antara lain harus mampu menempatkan dan menopang mesin, transmisi,
suspensi dan sistem kelistrikan, serta komponen-komponen lain yang
ada dalam sepeda motor. Oleh karena itu rangka sebaiknya kuat dan
kaku tapi ringan. Sedangkan jika ditinjau dad segi geometri, rangka harus
sesuai dengan geometri yang diinginkan sistem kemudi dan suspensi.
Rangka juga harus mampu menjaga roda tetap sejajar lurus antara
depan dan belakang.
Bahan utama rangka sepeda motor adalah plastik dan logam.
Bagian rangka yang terbuat dari plastik misalnya penahan angin, penutup
rangka dan pelindung roda. Sedangkan bagian utama yang terbuat dari
logam, misalnya rangka utama, kemudi, lengan ayun dan dudukan mesin.
Teknologi rangka sepeda motor dapat dikatakan tidak mengalami
perkembangan yang pesat. Sejak dulu konstruksi rangka relatif sama.
Bentuk komponen rangka pada dasarnya ada tiga macam, yaitu silinder
(contohnya penghubung rangka dan poros kemudi), persegi (contohnya
lengan ayun), dan plat (contohnya dudukan jok).
Rangka berkaitan erat dengan bodi. Oleh karena itu bentuk
rangka mempengaruhi bentuk bodi motor. Kalau terjadi kerusakan pada
rangka, maka akan menimbulkan kerusakan pada bodi juga karena bodi
menempel pada rangka.
Tipe-tipe rangka antara lain:
1. Rangka bak (cradle frames)
2. Rangka tipe trellis (terali)
3. Rangka tipe balok penyeimbang (beam)
4. Rangka tipe spine
Ke empat tipe rangka diatas di tunjukkan oleh gambar berikut ini:
Tipe Rangka cradle Tipe rangka cradle yang rangkap
409
Rangka tipe trellis
Tipe rangka beam
Tipe rangka
b
410
Gambar 9.10 contoh-contoh tipe rangka
Gambar 10.10 Tipe-tipe rangka sepeda motor
Rangka tipe spine berbentuk pipa
Tipe rangka spine dari pabrik
411
SOAL –SOAL LATIHAN BAB X
1. Sebutkan fungsi dari system kemudi!
2. System suspensi terbagi berapa, jelaskan masing-masingnya!
3. Sebutkan tipe suspensi bagian depan dan berikan penjelasan
masing-masingnya!
4. Sebutkan tipe suspensi bagian belakang dan terangkan masingmasingnya!
5. Sebutkan perbedaan dari masing-masing jenis rangka yang anda
kenal, sekurang-kurangnya 4 jenis rangka!
412
BAB XI
PERALATAN BENGKEL
Bagi lulusan sekolah SMK adalah menjadi keharusan untuk
mampu bekerja atau malah bisa menciptakan peluang kerja sendiri.
Setelah membaca, mempelajari, memahami, mendalami dan
mempraktekkan apa isi dari buku teknologi sepeda motor ini, dengan
didampingi oleh guru praktek, instruktur praktek saat prakerin (praktek
kerja industri) diharapkan peserta didik mampu mengaplikasikannya
berupa kemampuan kerja. Banyak macam pekerjaan yang bisa timbul
dari bidang ini, antara lain bekerja menjadi:
1. Teknisi pencucian –pemasangan asesoris sepeda motor
Dengan area kemampuan seperti:
• Kompeten untuk melepas dan memasang asesoris sepeda
motor
• Kompeten untuk mencuci sepeda motor
• Kompeten untuk menyalon sepeda motor
2. Teknisi bengkel tune-up sepeda motor/perusahaan
Dengan area kemampuan seperti:
• Kompeten untuk melepas kepala silinder, menilai komponenkomponennya
serta merakit kepala silinder.
• Kompeten merakit dan memasang sistem rem berikut
komponen-komponennya.
• Kompeten untuk mengganti rantai
• Kompeten untuk memperbaiki sistim start
3. Teknisi bengkel tambal ban
Dengan area kemampuan seperti:
• Kompeten untuk mengidentifikasi kontruksi jenis roda dan
system pemasanganya
• Kompeten untuk melepas roda-roda
• Kompeten untuk pemeriksaan roda dan pemasangannya
• Kompeten untuk memasang roda
• Kompeten untuk membongkar, memasang dan mengganti ban
dalam dan ban luar
• Kompeten untuk memeriksa ban dalam dan luar untuk
menentukan perbaikan
• Kompeten untuk melaksanakan perbaikan ban dalam.
413
4. Teknisi dealer sepeda motor/bengkel besar/perusahaan
Dengan area kemampuan seperti:
• Kompeten untuk menentukan mana sepeda motor yang punya
performance baik dan motor yang performancenya tidak baik
• Kompeten untuk menggunakan dan memelihara alat ukur
• Kompeten untuk melepas kepala silinder, menilai komponenkomponenya
serta merakit kepala silinder
• Kompeten untuk memperbaiki dan melakukan overhaul
komponen sistem bahan bakar bensin
• Kompeten untuk melakukan overhaul engine dan menilai
komponen-komponennya, memeriksa toleransi serta
melakukan prosedur pengujian yang sesuai
• Kompeten untuk melakukan overhaul kopling manual dan
otomatis berikut komponen-komponennya
• Kompeten melakukan overhaul sistem transmisi manual
• Kompeten merakit dan memasang sistem rem berikut
komponen-komponennya
• Kompeten untuk memeriksa sistem kemudi
• Kompeten untuk memeriksa sistem suspensi
• Kompeten untuk mengganti rantai/chain
• Kompeten untuk memperbaiki instrumen dan sistem
pengapian
• Kompeten untuk memperbaiki sistem pengisian
• Kompeten untuk memasang, menguji dan memperbaiki sistem
penerangan dan wiring
Untuk memulai suatu pekerjaan perbengkelan sepeda motor, baik
itu bengkel skala kecil ataupun sedang, bahkan mungkin besar, perlu
kiranya setiap orang mengenal dan menyiapkan kunci-kunci yang
dibutuhkan untuk memberi pelayanan pada perbengkelan. Selain
keterampilan berbengkel, menentukan kunci yang mana yang pas dipakai
untuk pelayanan di perbengkelan adalah juga suatu keahlian yang
dibutuhkan seorang montir bengkel, keahlian ini bisa didapat dari teori
ilmu dan pengetahuan yang didapat dari sekolah dan adalah penting
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan melalui pengalaman kerja bagi
seorang calon pekerja bengkel. Berikut ini beberapa kunci dan peralatan
yang biasa dipakai dan dibutuhkan di bengkel sepeda motor:
414
1. Peralatan untuk Keselamatan Kerja
Safety pendengaran:
Di bengkel yang bising, alat ini
diperlukan agar telinga tidak
mengalami polusi suara
(mengatasi suara bising)
Bike life: digunakan untuk mengangkat sepeda motor yang
akan di perbaiki atau diperiksa, dengan adanya bike life ini,
akan lebih memudahkan pekerja untuk mengerjakan
bagian-bagian bawah dari sepeda motor dan sikap tubuh
pekerja juga akan lebih baik, sehingga pekerja tidak mudah
lelah ataupun sakit leher dan punggungnya.
415
2. Alat Bantu Pekerjaan
Sepatu pengaman:
Untuk safety dalam
bekerja
Hydraulic press:
Alat untuk
mempress blok
piston, press klahar.
416
Ragum: untuk membuka baut
yang doll, atau untuk
pegangangan ketika akan
memotong suatu bahan
Compressor udara: digunakan untuk menghasilkan
udara yang bertekanan, udara ini bisa untuk angin
sepeda motor ataupun untuk proses pembersihan
knalpot sepeda motor 2 langkah.
417
Kotak kunci dari plastic 17”: merupakan kotak plastic untuk
meletakkan kunci-kunci yang sirkulasi pemakaiannya lebih sering
atau kunci-kunci yang sering dipakai dan tidak berupa set kunci
seperti tang, obeng, dsb
Trolley untuk letak kunci atau rak kunci: dipakai untuk
meletakkan kunci-kunci atau peralatan bengkel lainnya yang
mungkin diletakkan disini, terutama yang rutin dipakai.
Palu: digunakan untuk
memukul seperti memukul
bagian sepeda motor
yang sudah susah untuk
dibuka secara normal, hal
ini bisa terjadi bila bagian
tersebut sudah aus
bautnya.
418
Alat untuk mengukur
pengapian
Kaleng penyemprot oli pelumas:
digunakan untuk menyemprotkan
loli pelumas seperti pada bagian
rantai, bagian mesin yang harus
dilumasi.
Gergaji besi kecil: digunakan
untuk meotong, seperti
memotong bagian yang sulit
dibuka secara normal
sehingga akhirnya harus
dipotong
Sikat besi: untuk
membersihkan
kotoran yang
menempel pada
mesin motor
419
Alat pemompa dan
pengurangan tekanan
angina di ban: terdiri dari
manometer sebagai
pengukur tekanan angin
ban yang dipompakan
serta bisa dipakai untuk
mengurangi tekanan
kebatas yang diinginkan
(kebatas maximal
tekanan ban)
Air duster: kegunaanya
untuk membersihkan
kotoran pada bagian mesin,
seperti kotoran pada mesin
yang telah dibongkar dan
akan dipasang, terutama
digunakan untuk
membersihkan bagian
mesin dari pasir, debu,
partikel yang mungkin
menempel
420
3. Kunci-kunci
Tang: untuk membuka baut
yang longgar dan untuk
memegang baut yang panas
Combination wrench set (kunci pas): digunakan
untuk membuka baut dan memasang baut
Feeler : untuk
mengukur (menstel
klep), pengukur
kerenggangan klep dan
busi
421
Obeng pukul: digunakan untuk
membuka baut yang sangat keras dan
untuk mengencangkan pemasangan
baut
1/4” Drive sockets set
(kunci socket):
Digunakan untuk
membuka baut-baut
yang sukar di buka
dengan kunci pas atau
kunci wrench
Pahat: digunakan untuk
membuka baut yang telah
aus dan sulit untuk dibuka
dengan kunci yang
semestinya.
422
Puller: digunakan
untuk mencabut
benda yang susah
untuk dikeluarkan,
seperti klahar,
bagian-bagian yang
di press.
Puller dengan
2 gigi penjepit Puller dengan 3
gigi penjepit
Kunci wrench untuk mengatasi
gangguan: digunakan untuk
membuka baut yang jauh
jangkauan karenanya sulit
dijangkau dengan kunci pas
423
4. Perawatan Dan Pemeliharaan Peralatan Perbengkelan
Peralatan perbengkelan baik itu peralatan keselamatan kerja
maupun alat bantu yang digunakan serta kunci-kuncinya penting untuk
dipelihara dan dirawat. Pemeliharaan diperlukan untuk mencegah
kerusak-an dari alat. Pemeliharaan bisa berupa:
1. Pembersihan setelah alat dipakai
2. Meletakkannya di tempat yang semestinya (terlindung dari air
hujan dan cahaya matahari yang terik)
Tang ini digunakan
untuk memasang
spie
Tang potong: digunakan untuk
memotong kabel
Tang pengunci: digunakan
untuk menjepit ataupun
membelokkan benda yang
sedang di pegangnya
424
Sementara itu untuk merawatnya perlakuan yang harus diberikan
antara lain:
1. Membersihkannya secara berkala (dari debu dan karat)
2. Menservisnya secara berkala (agar alat selalu siap pakai dan
dalam kondisi baik)
Alat-alat bengkel bagi pebengkel pemula bisa dibeli secara
berangsur-angsur tergantung dari modal yang dimilki, karena untuk
membeli alat-alat tersebut secara lengkap akan sangat menguras
keuangan.
Bagi orang yang punya tekad kuat mendirikan sebuah bengkel
sederhana sebagai permulaan baik juga untuk dilakukan, karena dari
pengalaman dan pengamatan penulis banyak bengkel sepeda motor
yang bermula dari kondisi seperti itu, yang penting kualitas kerja dan cara
menghadapi konsumen yang paling perlu diperhatikan. Pekerjaan yang
bersih, rapi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi konsumen
bisa menjadi daya tarik utama dari pekerjaan berbengkel, apalagi dengan
pelayanan yang ramah dan cekatan, konsumen akan merasa senang dan
terlayani sehingga bila ada kendala mereka akan datang lagi, awal yang
bagus tersebut akan terus terbina hingga secara tak langsung seorang
pebengkel telah menyiapkan langganannya untuk kedepan. Banyak
orang yang lebih mengutamakan rasa nyaman dalam memilih tempat
langganan.
Kelengkapan alat juga penting namun bagi lulusan SMK standar
ini bisa dijadikan kriteria nomor kesekian, tak sedikit orang yang memulai
dengan apa yang ada, bagaikan kata-kata bijak ”tak ada rotan akarpun
jadi”. Karena memanfaatkan apa yang ada, mengusahakan apa yang tak
ada, menerima kondisi yang ada dan mengatur strategi untuk
melengkapkannya adalah lebih bijak, lalu lakukan apa yang bisa anda
lakukan, dan jangan tunda semangat anda dengan rasa putus asa”.
Bagaimanapun banyak jalan menuju Roma.
425
SOAL-SOAL LATIHAN BAB XI
1. Sebutkan sekurang-kurangnya 3 macam peralatan yang bisa
digunakan untuk alat keselamatan kerja
2. Mengapa seseorang yang lulus dari smk dianggap sebagai orang
yang layak untuk bekerja, kemukakan alasan anda dan berikan
contoh pekerjaan yang menurut anda bisa diciptakan melalui
pengetahuan mengenai sepeda motor.
3. Sebutkan sedikitnya 11 macam kunci yang biasa di pakai di
bengkel sepeda motor, dan jelaskan kegunaannya.
4. Apa yang harus dilakukan seorang pebengkel profesional untuk
melanjutkan usahanya menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Setiyono dan Supriyadi, dkk. 1995. Buku Panduan Teknik Reparasi
dan Servis Bengkel Sepeda Motor. Solo: CV Bahagia Pekalongan
____. AHM (PT Astra Honda Motor). Pengetahuan Produk. Jakarta: Astra
Honda Training Centre.
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Supra X 125. Jakarta: PT.
Astra Honda Motor
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Astrea Prima. Jakarta: PT.
Astra Honda Motor
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda Mega Pro. Jakarta: PT. Astra
Honda Motor
AHM ____. Buku Pedoman reparasi Honda PGM-FI Supra X 125.
Jakarta: PT. Astra Honda Motor
Bagian Publikasi Teknik (2002). Service Manual Yamaha Nouvo.
Indonesia: PT. Yamaha Motor Kencana indonesia
Boentarto. 1993. Cara Pemeriksaan Penyetelan dan Perawatan Sepeda
Motor. Yogyakarta: Penerbit Andi
Boentarto. 1995. Tanya Jawab Reparasi Sepeda Motor. Solo: CV. Aneka
Solo
Boentarto dan Dwi Haryanto. 2003. Kiat Praktis Jual Beli Sepeda Motor
Baru dan Bekas. Jakarta: Puspa swara.
B. Bisowarno. 1984. Kenalilah Sepeda Motor Anda. Bandung: Penerbit
Tarate.
Boentarto. 2002. Menghemat Bensin Sepeda Motor. Semarang: Effhar.
Bosch. ____. Bosch Spark Plugs and Spark Plug Wires Reference Guide.
Bosch
Coombs, Mathew (2002). Motorcycle Basics Techbook. 2nd Edition. USA:
Haynes Publishing
Daryanto. 1991. Motor Bakar untuk Mobil. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Daryanto. 2002. Teknik Reparasi dan Perawatan Sepeda Motor. Jakarta:
PT. Bumi Aksara
Daryanto. 2003. Keselamatan dan kesehatan Kerja Bengkel; Buku Acuan
untuk Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Divisi Perawatan Sepeda Motor.____. Petunjuk Perawatan Suzuki
Shogun. Jakarta: PT. Indomobil Suzuki international
Jalius Jama.1982. Motor Bensin. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Mas Bagong Mulyono. 2002. Kiat Membeli Sepeda Motor Bekas. Jakarta:
kawan Pustaka
M. Suratman. 2003. Servis dan Teknik Reparasi Sepeda Motor. Bandung:
CV. Pustaka Grafika
NGK Sparkplug (USA) Inc. (2006). Racing Sparkplugs for Performance
Aplications. Http://www.ngksparkplugs.com Diakses pada Tanggal
12 April 2007.
R.S.Northop. 1995. Teknik Sepeda Motor. Bandung: Pustaka Setia
Saiman dan Boentarto. 1995. Teknik Servis Mesin 2 Langkah. Solo: CV
gunung Mas-Pekalongan.
Solihin, Iin dan Mulyadi (2003). Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif .
Bandung: Armico
Sri dadi hardjono. 1997. Pertolongan Pertama pada Sepeda Motor.
Jakarta: puspa swara. Anggota IKAPI
Sudarminto. 1970. Motor Bakar untuk STM Bagian Mesin dan Umum.
Bandung: carya remadja
Suratman, M, Drs (2003). Servis dan Teknik Reparasi Sepeda Motor.
Bandung: CV Pustaka Grafika
TAM ____. Materi Pelajaran Engine Group Step 2. Jakarta: PT. Toyota
Astra Motor
TAM ____. Training Manual Gasoline Engine Step 2. Jakarta: PT. Toyota
Astra Motor Taslim Rudatin, dkk. 1987. Teknik Reparasi Mesin-
Mesin Mobil dan Motor. Pekalongan: CV. Bahagia Batang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar